HarianBatakpos.com – China baru-baru ini mengumumkan kebijakan ekonomi terbaru yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi yang masih lesu sejak pandemi. Xi Jinping, sebagai pemimpin China, mengawasi penerapan kebijakan ini dengan cermat untuk memastikan keberhasilan strategi ekonomi baru tersebut.
Dalam usaha untuk menggenjot perekonomian China, pemerintah China akan mengalokasikan 300 miliar yuan atau sekitar Rp678 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah ultra-panjang. Kebijakan ini diumumkan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional serta Kementerian Keuangan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat ekonomi China di bawah pengawasan Xi Jinping.
Kebijakan ini mencakup penggandaan subsidi untuk pembelian kendaraan berbahan bakar energi baru dan kendaraan berbahan bakar tradisional, masing-masing 20.000 yuan dan 15.000 yuan per mobil. Selain itu, subsidi juga diperluas untuk berbagai peningkatan peralatan, dari yang digunakan dalam pertanian hingga lift apartemen. Sekitar 800.000 lift di China telah digunakan selama lebih dari 15 tahun, dan 170.000 di antaranya telah digunakan selama lebih dari 20 tahun.
Di bawah kebijakan ini, subsidi khusus juga diterapkan untuk renovasi rumah dan pembelian berbagai peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, televisi, komputer, dan AC. Konsumen dapat menerima subsidi hingga 2.000 yuan untuk setiap pembelian di setiap kategori. Langkah ini menunjukkan komitmen Xi Jinping untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi China.
Dalam alokasi dana sebesar 300 miliar yuan melalui obligasi jangka panjang untuk subsidi pemerintah daerah, pemerintah pusat akan mengambil kembali dana yang tidak terpakai pada akhir tahun 2024. “Langkah-langkah ini menunjukkan pendekatan baru dalam ekonomi China,” kata kepala peneliti Bank of China Zong Liang, seperti dilaporkan CNBC International.
Zong Liang menambahkan bahwa kebijakan ini mencerminkan “cara berpikir baru” yang dapat berdampak besar pada perekonomian. Kebijakan ini juga terhubung dengan program obligasi ultra-panjang Beijing yang diumumkan pada Maret, menegaskan komitmen Xi Jinping dalam mendukung konsumsi dan reformasi ekonomi.
Sidang Pleno Ketiga, yang diadakan minggu lalu, mengeluarkan panduan penting untuk memperdalam reformasi dan mendukung teknologi canggih. Meskipun banyak analis mengharapkan perubahan kebijakan utama, dokumen panduan hanya menegaskan minat jangka panjang Beijing dalam reformasi.
Selanjutnya, Bank Rakyat China (PBoC) juga telah memangkas suku bunga, dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional mengumumkan kebijakan baru untuk mendukung konsumsi. Bruce Pang, kepala ekonom untuk China di JLL, menyebut langkah-langkah ini sebagai “tindakan tiga burung dengan satu batu” yang diharapkan dapat memacu konsumsi, menyerap hasil industri, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi untuk mencapai target 5% yang telah dijanjikan.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan penurunan pasar real estat, langkah-langkah ini diharapkan dapat merangsang konsumsi dan mengatasi ketidakstabilan yang dihadapi oleh konsumen China. Penjualan eceran Tiongkok tumbuh lambat sebesar 2% dari tahun ke tahun pada bulan Juni, menunjukkan bahwa kebijakan baru ini sangat diperlukan untuk memperbaiki situasi ekonomi negara.
Komentar