Medan, HarianBatakpos.com – Malaysia melaporkan 10.272 kasus penyakit yang ditularkan melalui air di pusat penampungan sementara (PPS) di negara bagian Kelantan, Trengganu, Kedah, Negeri Sembilan, Pahang, dan Perak.
Kasus-kasus ini mencerminkan dampak serius dari banjir yang melanda negara tersebut, yang telah mempengaruhi lebih dari 150 ribu orang.
Menteri Kesehatan, Dzulkefly Ahmad, menjelaskan bahwa kasus yang terdeteksi mencakup 6.730 infeksi saluran pernapasan akut dan 3.021 infeksi kulit. Selain itu, terdapat 298 kasus gastroenteritis akut, 190 kasus konjungtivitis, 20 kasus cacar air, dan 13 kasus penyakit tangan, kaki, dan mulut.
“Semua kasus penyakit menular yang dilaporkan di pusat-pusat penampungan sementara bersifat sporadis dan terkendali,” ungkapnya, seperti yang dilansir dari The Straits Times, dilansir dari .idntimes.com
Sebanyak 121 fasilitas kesehatan juga terkena dampak banjir, dengan 77 di Kelantan dan 30 di Trengganu. Meskipun banyak fasilitas yang terpengaruh, 87 di antaranya masih beroperasi, sementara 31 lainnya telah memindahkan layanan mereka ke tempat alternatif.
Hanya 3 fasilitas yang tidak beroperasi karena dalam tahap pembersihan. Dzulkefly mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan arahan dari pihak berwenang dan segera mencari pertolongan medis jika diperlukan.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menekankan pentingnya keselamatan korban banjir, terutama di wilayah Kelantan yang mengalami curah hujan ekstrem yang mencapai 1.167 mm antara 26-30 November.
“Badan Penanggulangan Bencana Nasional telah diarahkan untuk memobilisasi semua lembaga federal dan negara bagian untuk memastikan keselamatan korban banjir,” ujarnya.
Dengan adanya proyeksi cuaca buruk yang diperkirakan akan melanda Malaysia dari 8 hingga 14 Desember, masyarakat diimbau untuk tetap waspada.
Banjir yang terjadi di pantai timur Malaysia sering kali menyebabkan ribuan orang mengungsi setiap tahunnya, dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat harus terus dipantau.
Komentar