Medan, HarianBatakpos.com – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, tak kuasa menahan air mata saat menceritakan kondisi prihatin di kotanya. Ia mengungkapkan banyak perempuan muda di Banda Aceh terpaksa melakukan praktik open BO akibat himpitan ekonomi dan minimnya lapangan pekerjaan. “Enggak ada pilihan. mungkin mereka tidak ada pilihan faktor ekonomi juga,” ucap Illiza dalam salah satu kesempatan, dikutip dari Lambeturah.co.id.
Kisah pilu ini menjadi perhatian luas setelah akun media sosial Lintasmerdeka membagikan pernyataan Illiza. Mereka menulis, “Wali Kota Banda Aceh, Bunda Eliza illizasaaduddin menangis, saat bercerita banyaknya Perempuan Aceh yang terpaksa Open BO lantaran faktor ekonomi. Minimnya lapangan kerja di Banda Aceh, membuat banyak generasi muda menganggur, bahkan tidak sedikit yang terjerumus dalam Open B O, Narkba, Pencur1an dan Jdi Onl!ne. Semoga Pemko Banda Aceh bisa membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi anak-anak Muda Banda Aceh.”
Berbagai komentar warganet pun bermunculan. Seorang pengguna akun bernama Kikar menuliskan, “Kek mana lah anak muda usia 28 pun susah cari kerja padahal beli map sama potocopi ijazah dll pake duit .. buat lah lapangan kerja lebih banyak itu solusi nya mau blg sama pak presiden lagi sibuk mungkin dr ibu lah kmi blg,” tulis Kikar. Senada dengan itu, akun Yayuk berkomentar, “Nyari uang susah jadi dibikin mudah ya itu open BO yg cepet dapet uangny dan banyak juga.”
Faktor ekonomi memang menjadi masalah utama, tetapi ada juga faktor gaya hidup yang memengaruhi. Di tengah keprihatinan itu, Wali Kota Illiza terus memperketat operasi penegakan syariat Islam di Banda Aceh. Ia memimpin razia ke sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat maksiat terselubung. Illiza menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat akan diproses sesuai qanun yang berlaku.
“Suka tidak suka, inilah separuh wajah kota kita hari ini. Kami akan terus mengerahkan segenap daya upaya untuk membenahinya,” ujarnya.
Keputusan Wali Kota untuk memperketat penegakan hukum dan membuka lapangan pekerjaan harus menjadi prioritas. Tanpa langkah konkret, tantangan ini akan terus berlanjut.
Komentar