Daerah Mancanegara Nasional Peristiwa Sejarah Sosial
Beranda » Berita » Dampak Penjajahan Jepang Terhadap Pendidikan di Indonesia

Dampak Penjajahan Jepang Terhadap Pendidikan di Indonesia

Sumber: kompas.com

Berbagai periode penjajahan yang berlangsung di Indonesia mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama pendidikan. Salah satu masa penjajahan yang cukup signifikan adalah penjajahan Jepang selama Perang Dunia II. Meskipun relatif singkat, penjajahan Jepang memiliki dampak yang mendalam terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

 

Secara singkat, pendidikan Indonesia di masa pendudukan Jepang cukup buruk. Hal ini terjadi karena Jepang memberlakukan kebijakan yang difokuskan untuk pembiayaan perang. Maka tak mengherankan jika akhirnya sektor pendidikan dan kebudayaan tidak dikelola.

Kasus Pencurian di Holland Bakery Kalideres Viral, Tanggapan Manajemen Picu Polemik Publik

 

Dampak Penjajahan Jepang di Bidang Pendidikan

 

Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Dilakukan pembatasan pendidikan sebagai politik Jepang untuk memudahkan pengawasan. Berikut ini beberapa akibat pendudukan Jepang di bidang pendidikan:

 

Kasus Pramugari Wings Air Dicekik Diduga Anggota DPRD Sumut, Polisi Masih Selidiki Insiden di Pesawat

  1. Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang.
  2. Para pelajar harus mempelajari adat istiada Jepang, lagu kebangsaan Jepang Kimigayo, dan gerak badan sebelum pelajaran dimulai.
  3. Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa pengantar di semua sekolah dan menjadi mata pelajaran wajib.
  4. Perkembangan perguruan tinggi mengalami kemunduran, banyak perguruan tinggi yang ditutup pada 1943. Para pelajar dianjurkan masuk organisasi militer.

Tidak hanya sekolah umum, perguruan tinggi di masa penjajahan Jepang juga mengalami penurunan. Hal ini terlihat dengan banyaknya perguruan tinggi yang ditutup oleh Jepang. Hanya dua perguruan tinggi yang terbuka, yakni Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta dan Perguruan Tinggi Teknik di Bandung.

 

Meski begitu Jepang tetap membuka perguruan tinggi baru yang bisa dimasuki oleh masyarakat, yakni Akademi Pamong Praja di Jakarta dan Perguruan Tinggi Hewan di Bogor. Walau begitu jumlah murid dan mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi menurun drastis.

 

Guna mendukung Jepang melakukan peperangan di Perang Dunia II, banyak pelajar yang dianjurkan dan dipaksa untuk masuk ke organisasi militer seperti Heiho, Seinendan dan Keibodan. Para pelajar dilatih baris berbaris dan perang meski hanya menggunakan senjata kayu.

 

Para pelajar juga dijadikan Shuishintai atau barisan pelopor yang mendapatkan pelatihan yang berat. Latihan militer yang dianjurkan pemerintah Jepang kelak akan berguna bagi bangsa Indonesia.

 

Secara keseluruhan, penjajahan Jepang memiliki dampak yang kompleks terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Meskipun banyak kritik terhadap beberapa aspeknya, seperti penghapusan bahasa Belanda dari kurikulum, penjajahan ini juga membawa perubahan positif dalam hal nasionalisasi pendidikan dan pengembangan pendidikan non-formal. Peninggalan dan dampak penjajahan Jepang terhadap pendidikan Indonesia tetap menjadi bagian penting dari sejarah pendidikan di negeri ini.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *