Ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEI) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teuku Riefky, mengingatkan akan perlunya kewaspadaan terhadap potensi kenaikan inflasi yang dapat dipicu oleh konflik antara Iran dan Israel.
Menurut Riefky, ketika konflik terjadi, arus barang dan suplai dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan harga-harga. “Yang perlu diperhatikan adalah dari sisi inflasi. Kita tahu saat konflik pecah, arus barang terganggu, suplai terganggu, maka biasanya harga-harga akan naik,” kata Riefky kepada ANTARA di Jakarta.
Dia menjelaskan bahwa harga barang dan pangan kemungkinan besar akan mengalami kenaikan, sementara inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) juga berpotensi terjadi. “Ini yang perlu kita waspadai, di samping inflasi yang selama ini sudah terjadi di dalam negeri,” tambahnya.
Seraya menguatkan pernyataan tersebut, ekonom dan mantan Menteri Riset dan Teknologi RI periode 2019 – 2021, Bambang Brodjonegoro, juga menyoroti potensi peningkatan inflasi Indonesia akibat serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Bambang memprediksi bahwa Indonesia mungkin akan mengalami tekanan inflasi yang sedikit lebih tinggi, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut mencakup volatilitas harga pangan, inflasi pada harga barang yang diatur pemerintah seperti BBM dan LPG, serta inflasi yang berasal dari luar negeri akibat kenaikan harga global dan pelemahan nilai tukar rupiah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis untuk meminimalkan dampak konflik Iran-Israel terhadap perekonomian nasional. Hal ini termasuk menyelenggarakan rapat dengan sejumlah duta besar negara sahabat untuk membahas respons terhadap konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta koordinasi kebijakan fiskal dan moneter.
Airlangga menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan global dan regional serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dalam menghadapi situasi ini.
Komentar