Medan, Harianbatakpos.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto diperkirakan akan mengambil anggaran sebesar 10 persen dari dana pendidikan nasional 2025, yakni sekitar Rp71 triliun.
Meskipun bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program ini menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap sektor pendidikan.
Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, menjelaskan bahwa alokasi anggaran besar untuk MBG berpotensi mengurangi kualitas pendidikan di Indonesia.
“Jika program MBG menggunakan mandatory spending pendidikan, dikhawatirkan kualitas pendidikan nasional akan terganggu karena anggaran berkurang,” ujar Huda dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (19/11) , dilansir dari Liputan6.com.
Salah satu dampak utama yang disoroti CELIOS adalah pengurangan kesempatan kerja hingga 723.000 posisi di sektor pendidikan, termasuk guru dan dosen.
Selain itu, program ini juga dapat menyebabkan pengurangan kompensasi tenaga kerja pendidikan sebesar Rp27,03 triliun dan pengurangan penghasilan tenaga kerja sebesar Rp41,55 triliun.
Huda menambahkan, jika program MBG diterapkan dengan menggunakan dana pendidikan, dampaknya terhadap PDB nasional hanya akan positif sebesar 0,06 persen atau sekitar Rp7,21 triliun, sementara dampak negatif terhadap sektor pendidikan diperkirakan akan mencapai kerugian ekonomi sebesar Rp27,03 triliun.
Peringatan CELIOS Mengenai Program Makan Bergizi Gratis
Selain itu, studi dari CELIOS memperkirakan bahwa jika program MBG terus berjalan hingga mencapai target 100 persen pada tahun 2029, defisit APBN bisa mencapai 3,34 persen dari PDB, melampaui ambang batas yang diatur oleh undang-undang.
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, menyarankan agar pemerintah mencari solusi pendanaan lain yang lebih kreatif, seperti mengenakan pajak kekayaan yang bisa memberikan kontribusi signifikan tanpa menaikkan tarif PPN.
Komentar