Medan, HarianBatakpos.com – Menjadi orang kaya dalam sekejap merupakan impian banyak individu, termasuk seorang mahasiswa di Bandung bernama Carles. Keinginannya untuk cepat kaya mendorongnya membeli kupon perjudian Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah (TSSB). Dengan harga kupon yang berkisar antara Rp200 hingga Rp600, Carles rela menyisihkan uang yang seharusnya untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan betapa besarnya harapan untuk meraih kekayaan secara instan, meskipun risiko kerugian jauh lebih tinggi dibandingkan keuntungan yang mungkin didapat.
Kemenangan Carles pada undian TSSB pada 5 Desember 1985 bukanlah hal yang biasa. Ia menjadi sosok beruntung yang menerima hadiah jutaan rupiah, sebuah jumlah yang cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk biaya kuliah. Peristiwa ini menjadi viral, dan namanya langsung menjadi sorotan publik. Fenomena ini memberikan gambaran tentang bagaimana keberuntungan dapat mengubah hidup seseorang dalam waktu yang sangat singkat, dikutip dari kompas.com.
Namun, kisah Carles tidak hanya tentang keberuntungan semata. Ini juga mencerminkan praktik perjudian yang pernah legal di Indonesia, terutama di era Presiden Soeharto. Kebijakan pemerintah saat itu memfasilitasi berbagai jenis undian sumbangan masyarakat, termasuk TSSB, yang menarik minat banyak orang untuk berpartisipasi. Meskipun peluang menang sangat kecil, antusiasme masyarakat terus meningkat.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa meskipun Carles kaya mendadak, banyak yang tidak seberuntung dia. Kemenangan di TSSB sering kali bersifat kebetulan, dan hanya sedikit orang yang mampu merasakan hasil dari investasi yang dianggap berisiko tinggi. Keterlibatan masyarakat dalam praktik semacam ini mencerminkan harapan dan ketidakpastian yang dihadapi banyak individu dalam mencapai impian mereka.
Akhirnya, kisah Carles mengingatkan kita bahwa sementara kekayaan mendadak mungkin terjadi, jalan menuju stabilitas finansial yang sejati biasanya terletak pada usaha dan perencanaan yang matang. Masyarakat perlu bijak dalam mengelola harapan dan keputusan finansial mereka agar tidak terjebak dalam ilusi kekayaan instan.
Komentar