Medan, HarianBatakpos.com – Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini menunjukkan tren penurunan daya beli masyarakat yang berdampak pada pola perjalanan saat liburan.
Masyarakat kini lebih cenderung memilih opsi yang lebih ekonomis, seperti road trip, staycation di hotel terdekat, atau mengunjungi tempat wisata lokal.
Menurut Tira Mutiara, Peneliti dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), “Pilihan ini tidak hanya lebih ekonomis tetapi juga mengurangi risiko stres akibat kemacetan parah atau cuaca ekstrem yang sering terjadi selama Nataru,” ungkapnya pada Selasa (24/12/2024).
Walaupun daya beli masyarakat mengalami penurunan, keinginan untuk berlibur dan berkumpul bersama keluarga tetap kuat.
“Mudik dan berwisata bukan hanya sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga kebutuhan emosional untuk menjaga hubungan keluarga, merekatkan tali silaturahmi, dan sejenak melarikan diri dari rutinitas sehari-hari,” ujar Tira.
Aktivitas mudik dan berwisata selama Nataru telah menjadi tradisi penting bagi banyak keluarga Indonesia, meskipun ada kendala ekonomi yang semakin terasa, dilansir dari Lambeturah.co.id.
Tradisi mudik memiliki makna yang mendalam dalam budaya Indonesia, bahkan di tengah keterbatasan ekonomi.
Banyak keluarga yang rela mengatur pengeluaran mereka sepanjang tahun demi dapat pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga besar. “Ini menjadi prioritas yang sulit untuk dikompromikan, meskipun ada tantangan seperti kenaikan harga bahan pangan dan biaya hidup lainnya,” pungkasnya.
Masyarakat Indonesia tetap berusaha menjaga tradisi ini meskipun harus menyesuaikan pola konsumsi mereka.
Komentar