Medan, HarianBatakpos.com – Dedy Mandarsyah menjadi sorotan publik setelah namanya dikaitkan dengan kasus penganiayaan terhadap dokter koas Muhammad Luthfi Hadhyan.
Insiden ini berawal dari ketidakpuasan putrinya, Lady Aurellia Pramesti, terkait jadwal jaga yang disusun oleh Luthfi.
Pertemuan yang seharusnya membahas jadwal tersebut berujung pada kericuhan, di mana Luthfi menjadi korban penganiayaan oleh sopir Sri Meilina, ibu Lady.
Dedy Mandarsyah saat ini menjabat sebagai Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat.
Dalam kapasitas ini, ia memiliki tanggung jawab besar di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga. Karier Dedy di sektor infrastruktur mencakup berbagai posisi strategis di seluruh Indonesia, termasuk Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional di Riau dan Sumatera Selatan.
Namun, rekam jejak Dedy tidak lepas dari kontroversi. Ia pernah disebut dalam kasus dugaan suap terkait proyek pengadaan jalan yang melibatkan Kepala Satuan Kerja BBPJN Kalimantan Timur.
Dedy hadir sebagai saksi dalam penandatanganan kontrak proyek preservasi jalan yang menjadi sorotan. Herda Helmijaya dari KPK mengonfirmasi, “Nama yang bersangkutan (Dedy) disebut dalam proses penanganan kasus OTT BBPJN Kaltim.”
Kekayaan Dedy Mandarsyah juga mencuri perhatian. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total kekayaan bersihnya mencapai Rp 9,43 miliar per 31 Desember 2023.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dari periode sebelumnya, mencerminkan pertumbuhan aset yang terus meningkat.
Dengan demikian, Dedy Mandarsyah bukan hanya figur publik dalam bidang infrastruktur, tetapi juga sosok yang terlibat dalam berbagai kontroversi yang menarik perhatian publik.
Komentar