Medan, HarianBatakpos.com – Defisit anggaran AS untuk tahun fiskal saat ini diperkirakan akan menyempit secara moderat dibandingkan tahun 2024. Penurunan ini menjadi perhatian utama, terutama dalam konteks kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Menurut analis Wells Fargo, defisit anggaran federal akan mencapai USD1,70 triliun, sedikit lebih kecil dibandingkan USD1,83 triliun yang tercatat pada tahun lalu.
Penurunan Defisit Anggaran AS
Peningkatan pendapatan tarif dan penerimaan pajak musim semi menjadi faktor utama dalam penurunan defisit anggaran ini. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, terutama terkait tarif, menjadi sorotan. Awal bulan ini, Trump mengumumkan tarif yang signifikan terhadap berbagai negara, baik sekutu maupun lawan, yang dianggap perlu untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, dilansir dari kompas.com.
Meskipun tarif ini telah ditunda untuk beberapa negara selama 90 hari, kekhawatiran tentang perang dagang dengan Tiongkok tetap ada. Dengan pengenaan tarif hingga 145 persen pada barang-barang dari Tiongkok, dan respon Beijing yang mengenakan tarif 125 persen pada impor AS, situasi ini memperburuk ketegangan perdagangan.
Implikasi pada Pendapatan Bea Cukai
Meskipun penerimaan bea cukai belum melonjak sesuai harapan, para analis memperkirakan bahwa pendapatan tarif akan meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan ke depan. Mereka memperkirakan pendapatan tarif baru akan naik menjadi USD20 miliar per bulan mulai Mei, dari sekitar USD7 miliar per bulan pada 2024. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa tarif ini dapat memperburuk tekanan inflasi dan membebani aktivitas ekonomi yang lebih luas.
Dengan prediksi bahwa defisit anggaran federal akan melebar menjadi USD2,0 triliun tahun depan, tantangan bagi pemerintahan Trump tetap besar. Usulan pemotongan pajak dan peningkatan pengeluaran untuk beberapa bagian pemerintah federal hanya dapat mengimbangi sebagian dari rencana pemangkasan pengeluaran di area lain.
Komentar