Jakarta, HarianBatakpos.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencatatkan defisit sebesar 2,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan pada Senin (6/1/2025).
Sri Mulyani menjelaskan, “APBN dijaga defisitnya di 2,29%, yang menjadi fondasi bagi kesehatan APBN untuk mendukung kerja pemerintah terpilih.” Menteri Keuangan tersebut juga mengungkapkan bahwa angka defisit ini menunjukkan upaya yang tepat untuk menjaga kestabilan ekonomi negara.
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga menyampaikan sejumlah asumsi makro lainnya yang terealisasi dengan baik. Inflasi Indonesia tercatat berada pada level 1,57% secara year on year (yoy), yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan keberhasilan kebijakan pemerintah dalam menekan laju inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Selain itu, nilai tukar rupiah secara rata-rata pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp15.847 per dolar AS. Ini mencerminkan stabilitas mata uang Indonesia meski ada berbagai tantangan ekonomi global. Yield Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penurunan menjadi 7% pada Desember 2024, meskipun lebih tinggi dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 yang tercatat hanya 6,4%.
Namun, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk seluruh tahun 2024 masih menunggu data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pemerintah memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5% pada kuartal IV-2024, meskipun situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Komentar