Medan, HarianBatakpos.com – Konsumsi obat saat mengalami dehidrasi dapat meningkatkan efek samping berbahaya bagi kesehatan. Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Pusat, Mozes Wambrauw Simbiak, menjelaskan bahwa kekurangan cairan dapat mengubah cara obat bekerja di dalam tubuh.
“Ketika tubuh kekurangan cairan, distribusi obat di dalam darah menjadi tidak optimal,” ungkapnya, dilansir dari Kompas.com.
Dalam kondisi dehidrasi, obat yang seharusnya membantu mengatasi masalah kesehatan malah berpotensi menumpuk di organ vital seperti hati atau ginjal. Salah satu risiko yang sering terjadi adalah kerusakan ginjal.
Mozes menegaskan bahwa ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring racun, membutuhkan cukup cairan untuk bekerja dengan baik.
“Jika seseorang mengonsumsi obat, terutama obat-obatan yang bersifat nefrotoksik, seperti antibiotik tertentu atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), saat dehidrasi, dapat memperberat kerja ginjal,” jelasnya.
Selain itu, efek samping obat juga dapat meningkat, karena metabolisme obat menjadi lebih lambat saat tubuh kekurangan cairan.
“Minum air putih sebelum dan sesudah minum obat sangat dianjurkan,” kata Mozes, menekankan pentingnya cairan untuk penyerapan obat yang lebih efektif.
Namun, ada pengecualian untuk jenis obat tertentu, seperti diuretik, yang harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter. “Kami menyarankan, obat-obatan jenis ini tetap dikonsumsi di bawah pengawasan dokter,” ujarnya.
Kesadaran akan risiko ini sangat penting bagi masyarakat. Dengan memahami dampak dehidrasi saat mengonsumsi obat, kita dapat mengambil langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan.
Komentar