Tapsel-BP : Demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel) menyelenggarakan Edukasi Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2023 di Aula Sarasi Lantai III, Kantor Bupati Tapsel, Selasa (14/11-23).
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diwakili, Reza Leonhard, selaku Analisis Senior Deputi Direktur Pengawasan PUJK Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Kemudian, Pimpinan Cabang BRI Padangsidimpuan, Alde Tio Putra. Sebagai Narasumber, hadir juga dari OJK Provinsi Sumut, Eva Septriani, Asisten Manager Unit Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran dan PUR Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sibolga, Abdullah Alcobi, Profesional Asisten Manajer Bidang Pengembangan Bisnis Kredit Ritel PT Bank Sumut, Indra Antian Sitompul, Relationship Manajer Kredit BRI KC Padangsidimpuan, Dedi Setiawan.
Adapun dari Pemkab Tapsel turut hadir Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sahrir Siregar, pimpinan OPD, para peserta dari UMKM dan Komunitas Petani. Acara dibuka oleh Bupati Tapsel, Dolly Pasaribu.
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan bahwa situasi ataupun pemahaman umumnya masyarakat terhadap produk keuangan masih terbatas. Sebab, informasi yang didapatkan masyarakat juga terbatas.
Dolly juga menyatakan bahwa ia berkarir di dunia perbankan dan perencanaan keuangan. Ia melihat hanya produk keuangan terutama produk pinjaman memiliki prinsip kehati-hatian, calon nasabah sudah dihitung baik potensi risiko dan peluang usahanya jika dibantu perbankan. Namun bila melakukan side streaming si nasabah tidak komitmen terhadap perhitungan tersebut, terjadilah kemungkinan gagal bayar dan akhirnya dinyatakan produknya lah yang salah.
“Seringkali kesalahan dalam manajemen memprediksi kemungkinan usaha tersebut gagal,” jelas Bupati.
Para pelaku UMKM maupun Pertanian, kata Bupati, baik dari segi investasi harus benar-benar memperhitungkan bagaimana kondisi keuangan dan kekuatannya secara umum.
Begitu juga, potensi pengembalian terhadap investasi ataupun pinjaman yang nanti akan diberikan. Termasuk kekuatan modal sendiri ataupun kekuatan bisnisnya dan jaminannya.
“Karena sering kali berujung pada bersinggungan dengan perbankan,” imbuhnya.
Menurut Dolly, edukasi kepada masyarakat terhadap produk keuangan termasuk simpanan perlu dilakukan untuk mencegah ketidakstabilan ekonomi masyarakat yang akhirnya merugikan bisnis yang dijalankan.
“Selain itu syarat utama agar fasilitas perbankan berhasil adalah sebuah komitmen untuk konsisten dalam perjanjian awal,” tutur Dolly.
Bisnis perbankan adalah mengatur simpanan dari masyarakat serta bagaimana mereka menyalurkan pinjaman tersebut. Selain itu produk keuangan yang rentan dengan risiko memerlukan pemikiran yang matang.
“Terutama dalam mengelola keuangan serta menyiapkan perencanaan dari awal, untuk mengantisipasi dan mengatasi terjadinya risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” ujarnya.
Ia berharap ini adalah sebuah langkah maju apalagi saat memperingati bulan inklusi keuangan, agar masyarakat kuat dibantu oleh lembaga keuangan baik perbankan maupun non-bank.
“Dan diharapkan masyarakat Indonesia khususnya Tapsel mulai aktif kembali setelah dua tahun dilanda Covid-19. Mungkin agak terhambat untuk membangun usaha dengan adanya inklusi keuangan ini bisa lebih bergerak,” tuturnya.
Inklusi keuangan ini pada dasarnya adalah konsep agar semua terlibat. Untuk itu, ia berharap bukan hanya sekedar memberikan pembiayaan dalam bentuk uang tapi pemberdayaan dalam sisi manajemen pengaturan keuangan serta demi percepatan akses Tapsel.
Dan lembaga jasa keuangan bisa bahu-membahu melaksanakan kegiatan inklusi keuangan tahun 2023 ini, sebut Dolly.
Terakhir, Dolly menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia.
“Mulai dari Kepala Bagian Ekonomi, Kadis Perdagangan dan Koperasi UKM, maupun Kadis Pertanian, yang bekerjasama dengan OJK untuk mendukung acara ini,” tandasnya. BP/AA
Komentar