Medan, HarianBatakpos.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menekankan pentingnya deteksi dini untuk memberantas TBC, yang terus meningkat setiap tahunnya.
Deteksi kasus tuberkulosis (TBC) secara dini menjadi salah satu kunci utama dalam upaya pemberantasan penyakit ini di Indonesia.
“TBC penyakit yang bisa diobati asal cepat ditemukan dan bisa berobat hingga tuntas,” ujar Direktur Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina. Ia menjelaskan bahwa TBC juga bisa dicegah dengan melakukan skrining atau deteksi dini, dilansir dari KOMPAS.com.
Menurut laporan, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus TBC tertinggi. Pada tahun 2023, diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan angka kematian mencapai 125.000 orang. “Tidak hanya masalah nasional, tapi global, diperkirakan sekitar 1 miliar kematian akibat TBC secara global dalam 200 tahun terakhir,” kata Ina.
Pentingnya deteksi kasus TBC disebut Ina sebagai langkah krusial untuk mencegah penularan antar penderita. Namun, tantangan yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman masyarakat terkait penyakit ini.
Pemerintah telah menyusun langkah strategis untuk mempercepat penanggulangan TBC. Salah satu strategi utama adalah optimalisasi skrining aktif menggunakan X-ray yang terintegrasi dengan pemeriksaan genetis. “Diharapkan kita lebih luas untuk menyaring pasien,” jelas Ina.
Ina mengingatkan bahwa penanggulangan TBC bukan hanya tugas sektor kesehatan atau pemerintah. Diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan prevalensi TBC di Indonesia. “Kolaborasi lintas sektor perlu dalam upaya ini,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan Indonesia dapat menurunkan angka TBC dan mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan. Deteksi dini dan pengobatan yang berkelanjutan menjadi prioritas utama dalam upaya ini.
Komentar