Peristiwa Tragis di Martapura, Sumatera Selatan
Minggu, 21 April 2024, sekitar pukul 13.00 WIB, Martapura, Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan menjadi saksi tragedi maut yang melibatkan Bus Putra Sulung BE 7037 FU dan Kereta Api Raja Basa. Di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Pertanian, Desa Kota Baru, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, peristiwa itu berlangsung dengan cepat dan mengejutkan.
Korban Selamat Berbagi Detik-detik Mencekam
Salah satu korban selamat, Yono, warga Belitang, Kabupaten OKU Timur, membagikan kisahnya yang penuh dengan ketakutan dan trauma. Dia menjadi saksi dari kejadian mengerikan tersebut. Bus yang ditumpanginya dari Belitang menuju Jakarta tiba-tiba berhenti di tengah rel kereta api, tidak jauh dari pelintasan KAI Jalan Pertanian. “Tidak jelas apakah mati mesin atau tidak. Yang jelas, bus berhenti mendadak,” ujarnya.
Suara Kelakson Kereta Api Menjadi Alarm Kengerian
Situasi semakin mencekam ketika suara klakson kereta api dari arah Lampung terdengar. Penumpang pun panik, beberapa berlari turun dari bus. Namun, tidak semua penumpang berhasil keluar. Yono masih ingat betul bagaimana suara keras benturan itu terjadi, merasakan getaran yang memunculkan rasa takut yang melumpuhkan.
Luka dan Kegelisahan Menyelimuti
Yono tidak berhasil keluar dari bus tepat waktu. Dia mengalami benturan dengan benda yang tak dikenal, mengakibatkan luka di kaki tumit dan memar di kepala. Di tengah kepanikan, dia menyaksikan beberapa penumpang lain yang sekarat di dalam bus. Bahkan, satu penumpang diduga meninggal dunia di tempat. Kondisi itu membuatnya terguncang secara emosional dan fisik.
Evakuasi dan Pengalaman Mengerikan
Setelah kecelakaan, warga segera datang untuk memberikan pertolongan. Tanpa menunggu petugas datang, mereka melakukan evakuasi terhadap korban yang tewas. “Korban yang meninggal itu dievakuasi melalui jendela yang kacanya sudah pecah,” ungkap Yono. Trauma yang dialaminya membuatnya memutuskan untuk menunda perjalanannya ke Jakarta dan memilih istirahat di rumah.
Sukarelawan Berbagi Pengalaman
Anton, seorang sukarelawan penjaga pelintasan, juga menjadi saksi langsung tragedi tersebut. Dia berusaha memberikan pertolongan kepada korban yang terpental dari bus. “Ada dua orang yang kritis tadi, bahkan ada satu orang yang sudah ngorok,” katanya, menggambarkan betapa mengerikannya kejadian itu.
Investigasi Masih Berlanjut
Sementara itu, pihak berwenang masih melakukan investigasi terhadap kecelakaan ini. Identitas sopir bus dan kernet yang kabur sudah dikantongi, namun proses penyelidikan masih berlangsung. Masyarakat pun diingatkan untuk tetap waspada dan berhati-hati di jalan raya, terutama di sekitar perlintasan kereta api.
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya keselamatan dalam berkendara, serta perlunya peningkatan kesadaran akan aturan lalu lintas. Semoga tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang.
Komentar