Uncategorized
Beranda » Berita » Dibalik Aksi Viral di Cilandak: Pria Minta THR dan Permintaan Maafnya

Dibalik Aksi Viral di Cilandak: Pria Minta THR dan Permintaan Maafnya

Tangkapan layar dari video pria tagih THR ke tukang cukur di Cilandak, Jakarta Selatan
Tangkapan layar dari video pria tagih THR ke tukang cukur di Cilandak, Jakarta Selatan

Medan,  HarianBatakpos.com – Aksi seorang pria di Cilandak, Jakarta Selatan, yang meminta tunjangan hari raya (THR) kepada seorang tukang cukur viral di media sosial. Dalam video tersebut, pria yang mengenakan baju kuning dan mengaku sebagai anggota organisasi masyarakat (ormas) ini meminta THR untuk membeli ketupat Lebaran. Peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan dan reaksi dari masyarakat.

Kontroversi Permintaan THR di Cilandak

Pria yang diketahui bernama Tengku ini terlihat meminta “inisiatif” untuk THR sambil merokok di depan tukang cukur. Aksinya sempat memicu perdebatan, terutama ketika tukang cukur tersebut menegurnya karena merokok di depan orang yang berpuasa. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan Tengku tidak hanya melanggar norma sosial, tetapi juga etika selama bulan suci Ramadan, dilansir dari kompas.com.

Dari penyelidikan lebih lanjut, Kepala Polsek Cilandak, Kompol Febriman, memastikan bahwa Tengku bukanlah anggota ormas manapun. “Bukan (ormas). Perorangan, ngarang aja dia,” tegasnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa tindakan Tengku tidak mewakili organisasi manapun, sehingga tidak ada alasan untuk menciptakan ketakutan di masyarakat terkait ormas.

Sindrom Patah Hati: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung Pria

Penanganan Kasus dan Permintaan Maaf

Setelah aksinya viral, pihak kepolisian mendatangi kediaman Tengku untuk meminta keterangan. Dalam pertemuan tersebut, disepakati untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Tengku juga mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf melalui video. “Saya atas nama Tengku ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas kelakuan saya tadi siang,” ujarnya.

Tengku menekankan bahwa tidak ada pemaksaan dalam permintaannya, melainkan sebuah inisiatif yang tidak tepat waktu. Ia pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya di masa mendatang. Kasus ini menunjukkan pentingnya kesadaran sosial dan tanggung jawab dalam berperilaku, terutama selama bulan Ramadan.

Peristiwa ini mencerminkan tantangan sosial yang dihadapi masyarakat, terutama dalam konteks budaya lokal. Permintaan THR yang tidak pantas ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Masyarakat perlu bersatu untuk menjaga nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Greenpeace Kritik Pernyataan Bahlil Soal Tambang Raja Ampat

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan