Ekbis
Beranda » Berita » Dinamika Ekonomi Global dan Domestik Memengaruhi Pertumbuhan Kredit Perbankan

Dinamika Ekonomi Global dan Domestik Memengaruhi Pertumbuhan Kredit Perbankan

Dinamika Ekonomi Global dan Domestik Memengaruhi Pertumbuhan Kredit Perbankan
Dinamika Ekonomi Global dan Domestik Memengaruhi Pertumbuhan Kredit Perbankan

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyoroti dampak dinamika ekonomi global dan domestik terhadap perkembangan pertumbuhan kredit perbankan. Rae menegaskan bahwa faktor-faktor seperti kenaikan suku bunga, pergerakan harga komoditas, serta kebijakan likuiditas global memainkan peran kunci dalam menentukan tren kredit di Indonesia.

Rae mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit sektor perbankan dalam sepuluh tahun terakhir hanya mencapai angka 7-12 persen, jauh di bawah periode sebelum tahun 2014 yang mencapai 20 persen. “Pada 2012, kredit mampu tumbuh sebesar 23,1 persen dan pada 2011 pertumbuhan kredit mencapai 25,5 persen,” ujar Rae di Jakarta pada Kamis.

Menurut Rae, peningkatan likuiditas global yang terjadi akibat kebijakan quantitative easing yang diterapkan oleh The Fed antara tahun 2008-2014 turut mempengaruhi sumber dana di Indonesia. Hal ini berdampak positif pada peningkatan sumber dana perbankan di dalam negeri.

Bina Pertiwi Distributor Terbesar di Indonesia dari Traktor Kubota Penopang Modernisasi Pertanian Nasional

“Dinamika ekonomi global juga memengaruhi pergerakan harga komoditas, terutama komoditas energi, yang memiliki keterkaitan yang signifikan dengan ekonomi domestik,” tambah Rae.

Rae menjelaskan bahwa selain faktor global, permintaan kredit juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan ruang ekspansi usaha di dalam negeri. Peningkatan harga komoditas antara tahun 2008 hingga 2015, misalnya, memicu tingginya permintaan kredit di sektor industri pengolahan, yang juga berdampak positif pada sektor perdagangan dan properti.

Namun, perubahan kebijakan likuiditas global, terutama pengumuman tapering oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Desember 2013, mengakibatkan pengetatan likuiditas yang mempengaruhi selera risiko investor dan ketersediaan likuiditas di dalam negeri. Ini juga berdampak pada penurunan harga komoditas dan pembatasan ruang ekspansi, yang pada gilirannya mengurangi permintaan kredit.

“Pertumbuhan kredit yang berada di kisaran 7-12 persen sejalan dengan kondisi ekonomi yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik tetapi juga sangat terkait dengan dinamika ekonomi global,” pungkas Rae.

Wali Kota Medan Ajak Pedagang Pasar Melek Digital, PUD Pasar dan Gojek Kolaborasi Gelar Pelatihan Daring

Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian yang lebih besar terhadap kondisi ekonomi global dan domestik dalam merencanakan kebijakan perbankan di masa depan. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan di Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *