Disbudpar Sumut Siapkan UPT Bangun Pariwisata Pantai Timur
Medan-BP: Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Utara (Disbudpar Sumut) mempersiapkan satu Unit Pelaksana Teknis (UPT), khusus untuk memfokuskan program pembangunan di wilayah pantai timur Sumatera Utara, terutama dalam pembangunan bidang kepariwisataan.
Kepala Disbudpar Sumut Dr Ir Wan Hidayati M.Si. mengemukakan sinyal itu dalam sebuah panel diskusi seputar pembangunan pariwisata pantai timur Sumatera Utara, yang diselenggarkan Badan Koordinasi Pembangunan Masyarakat Pantai Timur (Badko PMPT) Sumut di “Taman Siba Medan City” Jalan Singgalang Medan, Minggu (30/6/2019) pagi. Dihadiri Ketua PWI Sumut Hermansjah, pengurus Badko PMPT Azrin Maridha dan sejumlah tokoh Melayu lainnya.
Diskusi disela-sela sarapan bersama digagas H Syarifuddin Siba SH MH itu antara lain juga dihadiri sejumlah tokoh Melayu di antaranya bergelar profesor antaranya, Prof Dr Ir. Abdullah Ilmi Abdullah, Prof Dr. Isya Indrawan, Prof Dr Basyaruddin, Prof Wan Syaifuddin, Prof Dr Hasnudi, Anggota DPRD Sumut terpilih Datok Subandi, Datoq Sri Adil Freddy Haberham SE, OK Zulkarnaen SH, M.Si, Ustaz KH Zulfikar Hajar, Drs Haris Fadillah, dan lainnya.
Dalam diskusi bertajuk, “Pembangunan Pariwisata Pantai Timur yang Bermartabat” dengan moderator Ketua Bado PMPT Syarifuddin Siba SH tersebut, baik dari Dr. Wan Hidayati maupun sejumlah pemberi pendapat, tersirat keprihatinan terhadap lambannya pembangunan di kawasan pantai timur Sumut khususnya di bidang kepariwisataan. Padahal, di sepanjang garis pantai bagian timur Sumut cukup banyak lokasi-lokasi yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata mumpuni baik yang sudah terkelola saat ini maupun potensi yang dapat dibangun sebagai oyek wisata baru.
Garis pantai timur Sumut menjulur dari Langkat, Deli Serdang, Medan, Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan hingga Labuhan Batu. Saat ini kondisi keparwisataan yang sudah terkelola masih sebatas seperti pengelolaan konvensional, belum secara profesional dan menyesuaikan dengan perkembangan destinasi masa kini.
Penanganannya dirasakan memang memerlukan perhatian serius, baik bagi investor maupun para pemerintah daerah sendiri. Pemerintah daerah dimaksud termasuk Pemerintah Provinsi Sumut serta Pemerintah Daerah masing-masing pemilik kawasan obyek wisata dimaksud.
Seperti salah satu yang diungkapkan Wan Hidayati, sejumlah Pemkab di kawasan pantai timur belum terasa memiliki kebersamaan dan kerjasama saling dukung bagi pembangunan keparwisataan di daerah mereka. Padahal, ada baiknya masing-masing Pemkab sepanjang garis pantai timur Sumut ini membangun aliansi program pengembangan pariwisata yang terintegrasi atau terkoneksi satu sama lain, kemudian memasarkannya ke konsumen termasuk ke wisatawan mancanegara.
Selama ini masih mengelola masing-masing saja. Padahal, wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di Deli Serdang misalnya, seyogianya kemudian harus diberi daya tarik untuk melanjutkan kunjungan ke Serdang Bedagai, ke Batu Bara dan seterusnya. “Saya melihat hal seperti itu, saat ini belum ada. Perlu disuarakan,” ujarnya dalam diskusi yang dihadiri para pengurus Badko PMPT itu.
Untuk itu, menurutnya, memang harus lebih dulu dibangun obyek wisata yang memiliki daya tarik tinggi bagi wisatawan. Dan ini memerlukan banyak gagasan, sebab membangun obyek wisata tidak hanya bergantung pada pemerintah daerah melainkan juga bisa dengan mendatangkan investor yang dukung oleh berbagai kemudahan dari pihak pemerintah.
Disbudpar Sumut sendiri, menurut Wan Hidayati, perhatian untuk pembangunan sector ini sangat tinggi. Salah satu yang diharapkan adalah dapat segera terbentuknya UPT, agar dapat focus secara khusus mengarahkan perhatian dan tindakkan nyata membangun kepariwisataan yang bermartabat di pantai timur Sumut tersebut.
Perekonomian masyarakat
Pembangunan kepariwisataan pantai timur dengan sendirinya akan membangun perekonomian masyarakat pantai timur, sebab dampak kemajuan pariwisata akan sangat signifikan bagi kegiatan ekonomi masyarakat kawasan setempat.
“Disbudpar akan member perhatian besar ke arah ini, tolong dukung kami dan bantu beri gagasan-gagasan yang dapat segera diterapkan,” ujar Wan Hidayati pada diskusi yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut. (BP/EI)
Komentar