Medan-BP: Segenap pengusaha Angkutan Kota (Angkot) dari berbagai merk terus mengeluh akibat semakin membludaknya Taksi Online yang beroperasi di Medan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Bahkan Soryandi seorang pengusaha angkot KPUM mengatakan, kehadiran taksi Online merupakan bumerang bagi pengusaha dan supir Angkot di Kota Medan bahkan di Sumut.
Pengusaha angkot di Medan umumnya menjerit akibat kehilangan penumpang yang disabot taksi online.
Sebab, pengawasan dari instansi terkait Dinas perhubungan dinilai lemah alias tak berdaya. Sehingga taksi online menjamur tanpa batasan.
Pada kesempatan yang sama, Murry Santoso menambahkan, jumlah taksi online melebihi kuota atau over kapasitas. Berdasarkan kuota yang diizinkan pemerintah untuk Sumut hanya 3500 armada.
Pada kenyataannya di lapangan beroperasi sedikitnya 35.000 unit. Berarti Dishub kecolongan sekitar 31.500 unit.
“Dengan kondisi ini, tentu pengawasan Dishub cukup lemah,” ujar Murry Santoso supir Rahayu jurusan Padangbulan-Jalan Pancing.
Sementara sebelumnya Ketua Kesatuan Pemilik dan Supir(Kesper) Mobil pengangkutan Umum (MPU) Medan Israel berpendapat kinerja Dinas Perhubungan (Dishub) Medan dibawah kendali Renward Parapat semakin buruk.
Dishub Medan tampaknya tak berdaya menghadapi taksi online yang semakin menjamur di kota Medan.
Dishub selaku instansi berwenang tak mampu menertibkan kendaraan dan menegakkan peraturan perundang-undang lalu lintas sehingga taksi online beroperasi tanpa aturan.
“Selama kepemimpinan Renward, Dishub Medan selalu mendulang masalah yang tak kunjung tuntas diselesaikan,” ujar Israel.
Dari tahun ke tahun Dishub selalu mendulang masalah mulai dari sektor perparkiran, terminal liar, becak bermotor, angkutan gelap plat hitam, hingga taksi online.
Seharusnya Dishub mampu menertibkan segala bentuk pelanggaran peraturan lalu lintas guna mengatasi kemacetan lalu lintas.
“Dishub Medan harus bertanggung jawab mengatasi segala persoalan baik masalah angkutan gelap, terminal liar, kemacetan Lalin,” ujar Israel
Evaluasi jabatan Renward
Terkait hal tersebut, Israel Situmeang meminta Walikota Medan agar mengevaluasi Renward Parapat dari jabatannya sebagai Kadishub Medan.
“Walikota diminta evaluasi jabatan Renward Parapat,” ujar Israel Situmeang.
Pengelolaan transportasi di Kota Medan sangat bobrok. Dari tahun ke tahun sama sekali tidak ada mengalami progress yang signifikan di tangan Renward.
Malah operasional angkutan semakin rumit dan menuai masalah. Untuk apa Renward dipertahankan kalau tidak mampu memberikan kesejukan kepada pengusaha angkutan dan pengguna jalan.
“Lihat saja masalah angkutan yang semakin sembraut akhir-akhir ini khususnya menyangkut menjamurnya angkutan taksi online tanpa aturan,” ujar Israel.
Karena ketidakmampuan Dishub menjalankan Tupoksinya, angkutan konvensional sudah banyak yang bangkrut alias gulung tikar.
Sekitar lima tahun silam, jumlah Angkutan Kota(angkot) dimedan sedikitnya 15.000 armada. Dalam operasionalnya semua aman-aman saja.
Para pengusaha dan supir hidupnya tenang akibat pendapatan tidak ada masalah. Kini zaman semakin maju, tuntutan ekonomi semakin meningkat malah pendapatan supir semakin merosot drastis.
“Berarti Renward selaku Kadis Perhubungan tidak memiliki kemampuan dan tidak profesional menangan instasi tersebut,” tegas Israel. (BP/RD)
Komentar