Nasional
Beranda » Berita » DPR Tegur Menkominfo Ucap Alhamdulillah,   Ada apa?

DPR Tegur Menkominfo Ucap Alhamdulillah,   Ada apa?

Foto menkeminfo Budi Arie Setiadi.

Jakarta – BP: Pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, saat rapat kerja dengan DPR RI mengenai serangan ransomware di Pusat Data Nasional (PDN) mengundang kontroversi. Budi Arie mengucapkan “alhamdulillah” saat menjelaskan serangan tersebut, yang membuat anggota Komisi I DPR, Sukamta, merasa perlu menegur.

 

Kontroversi Ucapan Alhamdulillah

Logo HUT ke-80 RI Resmi Dirilis: Simbol Persatuan dan Kemajuan Indonesia

 

Dalam rapat kerja yang digelar Kamis (27/6/2024) lalu, Budi Arie menjelaskan bahwa serangan ransomware di PDN hanya melibatkan aktor non-negara dengan motif ekonomi. “Itu sudah alhamdulillah dulu, karena kalau yang nyerang negara itu berat,” kata Budi Arie.

 

Ucapan ini mendapat teguran dari Sukamta yang menyarankan agar Budi Arie lebih tepat mengucapkan “innalillahi” mengingat beratnya serangan tersebut bagi negara. “Kalau sikap kita begini Pak, innalillahi betul, Pak,” tegas Sukamta.

Perlindungan Data Jadi Sorotan dalam Kesepakatan Dagang RI-AS, DPR Ingatkan UU PDP

 

Pembelaan dari Jhon Sitorus

 

Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, kemudian memberikan pembelaan terhadap Budi Arie melalui akun Twitter-nya. Jhon menilai bahwa Budi Arie yang beragama Kristen mungkin tidak memahami konteks penggunaan kata “alhamdulillah”. “Teman-teman umat muslim, mohon dimaafkan dan dimaklumi ya Budi Arie ini. Dia agamanya Kristen, jadi mungkin dia ga paham kapan saat yang tepat menyebut kata ‘alhamdulillah’,” tulis Jhon.

 

Teguran DPR dan Peringatan Meutya Hafid

 

Selaku pimpinan sidang, Meutya Hafid menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengeluarkan pernyataan terkait masalah keamanan nasional. Dia meminta pihak pemerintah lebih berhati-hati dalam memberikan statement.

 

Insiden ini menggambarkan betapa sensitifnya penggunaan istilah religius dalam konteks pemerintahan dan politik di Indonesia. Diharapkan semua pihak bisa lebih memahami dan bijak dalam berkomunikasi, terutama dalam situasi yang melibatkan keamanan nasional.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *