Jakarta – BP: Pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, saat rapat kerja dengan DPR RI mengenai serangan ransomware di Pusat Data Nasional (PDN) mengundang kontroversi. Budi Arie mengucapkan “alhamdulillah” saat menjelaskan serangan tersebut, yang membuat anggota Komisi I DPR, Sukamta, merasa perlu menegur.
Kontroversi Ucapan Alhamdulillah
Dalam rapat kerja yang digelar Kamis (27/6/2024) lalu, Budi Arie menjelaskan bahwa serangan ransomware di PDN hanya melibatkan aktor non-negara dengan motif ekonomi. “Itu sudah alhamdulillah dulu, karena kalau yang nyerang negara itu berat,” kata Budi Arie.
Ucapan ini mendapat teguran dari Sukamta yang menyarankan agar Budi Arie lebih tepat mengucapkan “innalillahi” mengingat beratnya serangan tersebut bagi negara. “Kalau sikap kita begini Pak, innalillahi betul, Pak,” tegas Sukamta.
Pembelaan dari Jhon Sitorus
Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, kemudian memberikan pembelaan terhadap Budi Arie melalui akun Twitter-nya. Jhon menilai bahwa Budi Arie yang beragama Kristen mungkin tidak memahami konteks penggunaan kata “alhamdulillah”. “Teman-teman umat muslim, mohon dimaafkan dan dimaklumi ya Budi Arie ini. Dia agamanya Kristen, jadi mungkin dia ga paham kapan saat yang tepat menyebut kata ‘alhamdulillah’,” tulis Jhon.
Teguran DPR dan Peringatan Meutya Hafid
Selaku pimpinan sidang, Meutya Hafid menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengeluarkan pernyataan terkait masalah keamanan nasional. Dia meminta pihak pemerintah lebih berhati-hati dalam memberikan statement.
Insiden ini menggambarkan betapa sensitifnya penggunaan istilah religius dalam konteks pemerintahan dan politik di Indonesia. Diharapkan semua pihak bisa lebih memahami dan bijak dalam berkomunikasi, terutama dalam situasi yang melibatkan keamanan nasional.
Komentar