Nasional
Beranda » Berita » Dua Jurus Luhut Menjawab Larangan CPO Ke Eropa

Dua Jurus Luhut Menjawab Larangan CPO Ke Eropa

Jakarta-BP: Negosiasi antara Pemerintah Indonesia dengan Uni Eropa terkait rencana pelarangan bahan bakar biodiesel terus berlanjut. 

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan pihaknya telah mengirimkan tim untuk bekerja bersama tim dari Uni Eropa yang tengah melakukan penilaian terhadap dampak lingkungan perkebunan kelapa sawit. 

“Tahapan negosiasi ini sangat serius karena hasil dari penilaian itu akan diputuskan pada Februari tahun depan. Jadi kami terus melanjutkan negosiasi,” kata Luhut dalam Afternoon Tea dengan media massa, Rabu (1/8/2018) sore. 

Kementerian PKP Perkuat Pengawasan Program Perumahan Bersama KPK

lg.php.gifPertengahan tahun ini, Uni Eropa memutuskan menunda rancangan kebijakan mengenai pembatasan penggunaan biodiesel hingga 2030. 

Dalam proses perumusan kebijakan tersebut, Indonesia dan Malaysia yang merupakan duet produsen minyak sawit terbesar dunia terus melancarkan lobi terhadap Parlemen Eropa untuk menunda atau membatalkan keputusan itu. 

Adapun, Presiden Joko Widodo menunjuk Menko Luhut sebagai ketua tim delegasi negosiasi RI terkait persoalan tersebut. 

Luhut menyebut pihaknya baru saja menemukan bahwa Indonesia memiliki dua senjata baru yang bisa dibawa dalam proses negosiasi tersebut. Dua senjata itu diyakini bisa memperkuat posisi tawar Indonesia. 

Bos Sritex Iwan Kurniawan: Mohon Doanya di Tengah Kasus Dugaan Korupsi

“Kita kan puya senjata baru. Saya terus terang baru tahu. Kita punya mangrove itu setengah dari yang dimiliki dunia, 50% dari dunia sebesar 3,2 juta ha. Dari besaran itu, 50% sudah rusak. Kita mau perbaiki itu,” ungkapnya. 

Kedua, luas lahan rumput laut yang dimiliki oleh Indonesia juga setengah dari luas lahan rumput laut di seluruh dunia. Luhut menekankan, dua tanaman tersebut adalah penyerap karbon dunia. 

“Jadi teman-teman, supaya paham juga, kita negara besar , tidak boleh didikte. Jangan karbon yang mereka produksi kemudian mereka menyalahkan kita.” (CNBC/JP)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan