Dua perusahaan besar, PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE), secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini. Dengan penambahan ini, kini sudah ada 908 perusahaan yang tercatat di BEI.
Menurut Direktur BEI, Sunandar, MSJA dan SMLE menempati posisi ke-4 dan 5 dalam daftar perusahaan tercatat tahun ini. Dalam pernyataannya di BEI Jakarta pada Rabu (10/1/2023), Sunandar mengungkapkan harapannya bahwa dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan tercatat, BEI dapat mencapai target 1.000 perusahaan tercatat pada akhir tahun ini.
“Dengan demikian, per hari ini telah terdapat total 908 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mudah-mudahan tahun ini kita bisa 1.000 tembus,” ujarnya.
Pencatatan saham MSJA dan SMLE di BEI menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek kedua perusahaan tersebut. MSJA, yang bergerak di industri tekstil, dan SMLE, yang fokus pada sektor sinergi multi-industri, diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap pasar modal Indonesia.
Sunandar juga menekankan bahwa pencatatan saham kedua perusahaan ini memperkuat diversifikasi sektor di BEI, menciptakan lingkungan investasi yang lebih dinamis dan beragam. Dia berharap bahwa dengan semakin banyaknya perusahaan yang tercatat, BEI dapat menjadi destinasi utama bagi investor dalam dan luar negeri.
Pencatatan saham MSJA dan SMLE ini menjadi bagian dari upaya BEI untuk terus meningkatkan likuiditas dan transparansi pasar modal Indonesia. Semakin banyaknya perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan membuka peluang investasi yang lebih luas bagi masyarakat.
Sebagai bagian integral dari ekosistem pasar modal Indonesia, perusahaan PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) sukses merealisasikan rencana perusahaan mereka dengan meluncurkan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur BEI, Sunandar, dalam pernyataannya menyampaikan harapannya agar kedua perusahaan segera mewujudkan rencana perusahaan mereka sebagaimana yang tertera dalam prospektus yang telah disampaikan. Ia menekankan pentingnya perusahaan selalu beradaptasi dan responsif terhadap perkembangan zaman untuk meningkatkan kinerja mereka.
“Memastikan penyampaian keterbukaan informasi kepada investor,” katanya, menekankan pentingnya transparansi dalam hubungan perusahaan dengan para investor.
Saat penawaran saham perdana, MSJA menawarkan sebanyak 882.352.900 saham atau sekitar 15% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran yang ditetapkan adalah Rp 300 per saham. Dengan berhasilnya penawaran ini, MSJA mengumpulkan dana segar sebesar Rp 264.705.870.000.
Pada debut perdana, saham MSJA dibuka pada level Rp 360 per saham, kemudian bergerak di antara harga Rp 282 hingga Rp 360. Pada pukul 10.06 WIB, saham perusahaan berada di level Rp 310 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 10 (3,33%).
Sementara itu, SMLE menawarkan sebanyak 465.625.000 saham atau sekitar 20% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran saham SMLE adalah Rp 175 per saham, yang menghasilkan dana sebesar Rp 81.484.375.000.
Pada saat penawaran, saham SMLE dibuka pada level Rp 224 per saham, lalu bergerak di antara harga Rp 204 hingga Rp 236. Pada pukul 10.06 WIB, saham perusahaan berada di level Rp 236 per saham, mencatatkan kenaikan sebesar Rp 61 (34,86%).
Keberhasilan penawaran saham perdana ini menjadi langkah positif bagi kedua perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kinerja mereka di pasar modal. Para investor diharapkan dapat melihat potensi pertumbuhan yang lebih baik dari MSJA dan SMLE, yang siap bersaing dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.
Komentar