Peristiwa
Beranda » Berita » Dua Zona Gempa Megathrust Indonesia Siap ‘Beraksi’! Cek Informasinya!

Dua Zona Gempa Megathrust Indonesia Siap ‘Beraksi’! Cek Informasinya!

Dua Zona Gempa Megathrust Indonesia Siap 'Beraksi'! Cek Informasinya!
Dua Zona Gempa Megathrust Indonesia Siap 'Beraksi'! Cek Informasinya!

Medan, HarianBatakpos.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa gempa megathrust besar yang berpotensi memicu tsunami di Indonesia tinggal menunggu waktu. Gempa berskala besar ini berpotensi terjadi di dua zona megathrust Indonesia yang telah lama tidak melepaskan energinya. Lantas, apa itu gempa megathrust?

Dalam rilis terbarunya, BMKG menyatakan kekhawatiran ilmuwan Indonesia terhadap Megathrust Selat Sunda M 8.7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M 8.9. Kedua zona megathrust ini sudah lama tidak melepaskan energi besar yang dapat memicu gempa bumi dahsyat dan tsunami.

Apa Itu Gempa Megathrust?

Gempa bumi megathrust adalah gempa yang berasal dari zona megathrust, bagian dangkal dari zona subduksi dengan sudut tukik yang landai. Zona megathrust adalah tempat pertemuan antar lempeng tektonik Bumi, yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami. Gempa megathrust terjadi ketika lempeng di bawah mendorong lempeng di atasnya, menyebabkan pergeseran tiba-tiba yang bisa memicu gempa.

Penyelundupan Satwa Liar di Kualanamu Digagalkan, Interpol Selidiki Jaringan Internasional

Indonesia memiliki tiga zona megathrust yang termasuk dalam subduksi aktif, yaitu subduksi Sunda (Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba), subduksi Banda, dan subduksi Lempeng Laut Maluku. Selain itu, ada juga subduksi Sulawesi, subduksi Lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua. Segmentasi megathrust di Samudra Hindia selatan Jawa juga memiliki potensi gempa besar, terutama di segmen Jawa Timur, Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Banten-Selat Sunda, yang diperkirakan memiliki magnitudo M 8.7.

Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa Seismic Gap Megathrust Selat Sunda M 8.7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M 8.9 adalah dua wilayah yang potensial terjadi gempa besar, namun belum terjadi gempa besar dalam ratusan tahun terakhir. Oleh karena itu, rilis gempa di kedua segmen ini dianggap tinggal menunggu waktu.

Dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, disebutkan bahwa segmen Megathrust Mentawai-Suberut dan Megathrust Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa lebih dari ratusan tahun lalu. Megathrust Selat Sunda pernah ‘pecah’ pada 1699 dan 1780 dengan magnitudo M 8.5, sementara Megathrust Mentawai-Siberut mengalami gempa M 8.7 pada 1797 dan M 8.9 pada 1833.

Meskipun demikian, Daryono menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan karena BMKG telah menyiapkan sistem monitoring dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai langkah antisipasi dan mitigasi. BMKG juga memiliki sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang dapat menyebarkan informasi mengenai gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh wilayah Indonesia dengan cepat.

Keajaiban Budaya di SMPN 3 Muncar: Pertunjukan Siswa Bikin Heboh

Selain itu, BMKG telah melakukan berbagai upaya mitigasi, termasuk edukasi, pelatihan mitigasi, drill, dan evakuasi berbasis pemodelan tsunami. Upaya mitigasi ini ditujukan kepada instansi terkait, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, hingga industri pantai dan infrastruktur kritis pelabuhan dan bandara pantai.

“Kami berharap dengan berbagai upaya dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, risiko dampak bencana dapat ditekan sekecil mungkin, bahkan hingga dapat mencapai zero victim,” tutup Daryono.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan