HarianBatakpos.com, JAKARTA – BP: Sebuah kasus penggelapan uang mencuat ke permukaan setelah mantan manajer Fuji, Batara Ageng (BA), terlibat dalam dugaan penggelapan dana sebesar Rp 1,3 miliar. Batara Ageng, yang digaji hanya Rp 500 ribu per bulan, diduga menggunakan posisi dan aksesnya untuk menyalahgunakan kepercayaan dan menggelapkan dana perusahaan.
Menurut keterangan resmi dari Kanit Krimsus Polres Metro Jakarta Barat, AKP Tomi Kurniawan, dana sebesar Rp 1,3 miliar tersebut diduga masuk ke rekening Batara Ageng dalam rentang waktu Desember 2021 hingga Desember 2022. Batara Ageng mengaku tergoda oleh keuntungan besar yang diperoleh Fuji dan menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan penggelapan.
Seperti disadur dari laman detiknews, “Berdasarkan keterangan Saudari FU, bahwa Saudara BA itu digaji Rp 500 ribu per bulan. Namun, apabila ada kontrak kerja sama dengan para agensi, Saudara BA dapet keuntungan 5-10 persen dari setiap kontrak,” jelas AKP Tomi Kurniawan.
Pengakuan Batara Ageng mengindikasikan bahwa ia menggunakan uang hasil penggelapan untuk membayar cicilan apartemen dan mobil pribadinya, serta untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
“Uangnya sudah digunakan mengangsur kendaraan pribadi dan apartemen. Selanjutnya uang itu sudah digunakan untuk kehidupan sehari-hari,” tambah Tomi.
Sebelumnya, Batara Ageng dan Fuji memiliki hubungan yang baik, namun situasinya berubah setelah Batara mulai bekerja dan kemudian melakukan penggelapan. Saat ini, Batara Ageng telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.
Artikel ini memberikan gambaran kronologis serta penjelasan terkait kasus penggelapan yang melibatkan mantan manajer Fuji, menjelaskan bagaimana peristiwa ini terjadi dan implikasinya bagi pihak terkait.
Komentar