Pandeglang, HarianBatakpos.com – Dugaan pungutan di SMA Negeri 11 Pandeglang membuat resah sejumlah wali murid. Biaya yang dinilai memberatkan mencakup infaq mushola sebesar Rp500 ribu, seragam muslimah Rp120 ribu, dan study tour Rp1,1 juta. Hal ini menjadi keluhan utama bagi orang tua siswa, terutama dari keluarga kurang mampu.
Sejumlah wali murid SMA Negeri 11 Pandeglang merasa terbebani dengan berbagai pungutan yang ditetapkan sekolah. Salah satu pungutan yang paling dikeluhkan adalah infaq mushola. Untuk siswa baru, infaq ini dipatok Rp500 ribu, sementara untuk siswa kelas dua dan tiga sebesar Rp300 ribu. Selain itu, seragam muslimah yang dihargai Rp120 ribu per baju dan biaya study tour sebesar Rp1,1 juta juga menjadi persoalan.
“Awalnya saya pikir sekolah negeri itu gratis. Tapi ternyata banyak pungutan, mulai dari infaq hingga seragam yang sebenarnya tidak wajib. Saya saja sudah kewalahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Anah, salah seorang wali murid, Jumat (22/11/2024).
Ketua Komite SMA Negeri 11 Pandeglang, Aan Andra Wijaya, menyampaikan bahwa pungutan tersebut sebenarnya bersifat sukarela. “Kami telah menyampaikan kepada wali murid bahwa pembayaran dapat dilakukan sesuai kemampuan masing-masing. Bahkan, ada siswa yang sudah lulus tapi belum melunasi pembayaran,” katanya.
Humas SMA Negeri 11, Enjat Sudrajat, menegaskan bahwa pungutan tersebut tidak bersifat wajib. “Pungutan ini murni sukarela. Tapi kami akui, sekitar 60 persen siswa di sini berasal dari keluarga kurang mampu,” ucapnya.
Kondisi ini menimbulkan dilema bagi sekolah dan orang tua. Di satu sisi, kebutuhan operasional sekolah harus terpenuhi, sementara di sisi lain, beban ekonomi sebagian besar orang tua tidak dapat diabaikan.
Komentar