Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang resilien di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global. Pada konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, Menteri Keuangan menekankan bahwa ekonomi Indonesia tetap resilien, didukung oleh kuatnya permintaan domestik.
Hingga triwulan III-2023, pertumbuhan ekonomi domestik mencapai 5,05 persen (year-to-date), terutama didukung oleh konsumsi dan investasi. Menurut Menteri Keuangan, aktivitas konsumsi yang masih kuat didukung oleh inflasi yang terkendali, penurunan tingkat pengangguran, dan peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat.
Investasi juga menunjukkan tren penguatan sejak triwulan I-2023, sejalan dengan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Memasuki triwulan IV-2023, tanda-tanda resiliensi aktivitas ekonomi domestik terus terlihat, termasuk angka Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang tetap ekspansif, surplus neraca perdagangan, indeks penjualan riil, dan keyakinan konsumen yang masih kuat.
Dengan perkembangan tersebut, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 berkisar 5,0 persen, tingkat pengangguran turun menjadi 5,32 persen, dan angka kemiskinan mencapai 9,36 persen. Untuk tahun 2024, Menteri Keuangan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,2 persen.
Optimisme tersebut disebabkan oleh penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) yang diharapkan memberikan dampak positif pada aktivitas konsumsi, baik dari konsumsi pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah juga percaya bahwa kinerja investasi akan terus membaik, mengingat progres PSN yang berada dalam tahap penyelesaian.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa KSSK akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi untuk menjaga perekonomian Indonesia. Langkah ini dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko perlambatan ekonomi dan ketidakpastian di tingkat global, mengingat proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan perlambatan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 dan 2024. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global turun menjadi 2,5 persen pada 2023 dan lebih lanjut menjadi 2,4 persen pada 2024.
Komentar