Jakarta, harianbatakpos.com – Empat bulan haram dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kalender hijriah. Bulan haram adalah waktu-waktu yang dimuliakan oleh Allah SWT dan menjadi momentum terbaik bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh. Dalam empat bulan haram tersebut, umat Islam dianjurkan menghindari peperangan dan perbuatan dosa serta memperbanyak ibadah.
Menurut detikHikmah, bulan haram telah dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan masa jahiliyah. Dalam sebuah hadits dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan, dan di antaranya terdapat 4 bulan haram. Tiga bulan berturut-turut adalah Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Satu bulan lagi adalah Rajab, yang terletak di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.
Penjelasan mengenai bulan haram juga dipaparkan dalam buku Tanya Jawab Islam karya Tim PISS-KTB. Al Qodhi Abu Ya’la RA menyebut bahwa bulan ini disebut haram karena dua alasan. Pertama, larangan keras terhadap pembunuhan atau peperangan, bahkan orang-orang jahiliyah pun mengakui kehormatan bulan ini. Kedua, bulan ini merupakan waktu yang sangat mulia, sehingga umat Islam dianjurkan untuk menghindari segala bentuk perbuatan dosa dan memperbanyak amal ibadah.
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: ‘Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah… lebih besar (dosanya) di sisi Allah.'”
Ayat tersebut memperkuat larangan melakukan kekerasan pada bulan haram, serta menekankan bahwa bulan haram adalah waktu yang harus dihormati dan dijaga dari perbuatan yang merusak.
Dalam buku “Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban” karya Udji Asiyah, dijelaskan bahwa nama bulan haram berasal dari kehormatan dan kemuliaan yang sangat tinggi. Abdullah bin Abbas RA juga menyatakan bahwa dosa pada bulan haram dilipatgandakan, begitu pula pahala amal saleh yang dilakukan di dalamnya.
Hikmah dari adanya bulan haram disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, di mana beliau menegaskan bahwa tidak ada amal yang lebih utama dibanding amal pada hari-hari di bulan haram, bahkan dibandingkan dengan jihad, kecuali jihad yang mengorbankan jiwa dan harta tanpa kembali.
Lebih lanjut, hadits lainnya menyebutkan bahwa darah, harta, dan kehormatan umat Muslim adalah suci sebagaimana sucinya bulan haram, tempat yang suci, dan hari yang suci. Hal ini menjadi pengingat bahwa bulan haram bukan sekadar waktu biasa, melainkan momen istimewa untuk meningkatkan keimanan.
Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya menegaskan bahwa bulan haram adalah waktu istimewa yang membuat amal baik bernilai lebih tinggi, sementara amal buruk dihitung lebih berat. Oleh karena itu, tradisi Islam senantiasa memuliakan bulan-bulan ini dengan ibadah, puasa sunnah, dan amal saleh lainnya.
Ikuti saluran harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar