Presenter dan aktris Enzy Storia menggunakan platform Twitter untuk mengingatkan para pengikutnya agar tidak golput dalam Pemilu 2024. Dalam serangkaian cuitan pada Selasa, 30 Januari 2024, Enzy menekankan pentingnya mencari informasi tentang calon presiden yang layak memimpin Indonesia.
“Dengan tegas saya katakan, jangan golput ya. Pilihlah dengan hati yang lebih baik. Kita sebagai rakyat memiliki tanggung jawab untuk lebih cerdas dalam mencari tahu dari berbagai sumber,” tulis Enzy.
Ia berharap agar masyarakat Indonesia bisa memilih dengan bijak, tidak hanya ikut-ikutan, dan mencari informasi yang valid sebelum menentukan pilihannya.
Enzy Storia juga menyinggung mengenai pemimpin yang pro-rakyat dan memiliki sedikit kepentingan pribadi. Ia berharap agar orang Indonesia dapat lebih bijak dalam memilih pemimpin negara, dilansir dari CNN Indonesia.
Dalam salah satu cuitannya, Enzy menyatakan, “Berdoa semoga orang Indonesia bisa lebih bijak dan pintar dalam memilih pemimpin negara. Apapun hasilnya, tolong sadar dan cari tahu, jangan asal ikut-ikutan.”
Istri dari Molen Kasetra, seorang diplomat muda Indonesia, menyadari perbedaan pilihan pada Pemilihan Presiden 2024.
Meskipun demikian, Enzy tetap mengingatkan netizen akan pentingnya memilih pemimpin yang dapat mewakili dan memikirkan kepentingan rakyat. “Pemilu tahun ini sangat penting, gunakan hak pilihmu dengan sungguh-sungguh,” tulisnya.
Enzy Storia juga menegaskan bahwa meskipun masyarakat memiliki pilihan berbeda, hal yang terpenting adalah tidak saling menjelekkan pasangan calon lainnya.
Sebagai seorang figur publik, ia hanya berusaha membantu mengingatkan bahwa hak suara setiap individu memiliki nilai penting.
Meski memiliki preferensi sendiri, Enzy menghormati pilihan orang lain dan menyerukan untuk memihak dengan alasan yang logis dan mempertimbangkan kelangsungan negara Indonesia.
Dengan pesannya yang lugas dan tegas, Enzy Storia berupaya menyuarakan pentingnya partisipasi dalam proses demokrasi dan menanamkan kesadaran tentang tanggung jawab sebagai warga negara dalam memilih pemimpin.
Komentar