Headline Nasional
Beranda » Berita » Evaluasi Program MBG, BGN Diminta Tindaklanjuti Kasus Keracunan dan Penggelapan Dana

Evaluasi Program MBG, BGN Diminta Tindaklanjuti Kasus Keracunan dan Penggelapan Dana

214 Siswa di Bogor Keracunan Makanan Program MBG, Badan Gizi Nasional Tetapkan Status KLB
Salah satu sekolah dasar menerima program Makan Bergizi Gratis. (Sumber foto: Dok. Diskominfotik)

Jakarta, HarianBatakpos.com – Program Makan Siang Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik setelah munculnya sejumlah insiden serius seperti kasus keracunan massal di Cianjur dan Batang, serta dugaan penggelapan dana MBG di Kalibata, Jakarta. Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program tersebut.

Di awal keterangannya, Netty menegaskan bahwa program Makan Siang Gratis (MBG) harus dikelola secara menyeluruh dari hulu ke hilir untuk mencegah insiden seperti keracunan makanan maupun masalah dalam proses pencairan anggaran. “Seluruh rantai pengelolaan MBG harus diperhatikan secara detail agar tidak membahayakan peserta didik yang menjadi sasaran utama program,” ujarnya, Rabu (23/4/2025).

Insiden keracunan massal yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, menimpa 78 siswa dan guru dari dua sekolah, yakni MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur. Kejadian ini memicu status Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan setempat, guna mempermudah proses pemantauan dan penanganan medis. Di tengah perhatian publik, program Makan Siang Gratis (MBG) justru diduga menjadi pemicu utama insiden ini.

Terindikasi Melanggar Perwal, Baliho Raksasa Diduga Milik Sumo dan Global Berdiri Kokoh di Jalan Guru Patimpus Medan

Di tengah maraknya kasus tersebut, Netty meminta BGN untuk mengawasi seluruh proses, dari pengadaan, pengolahan, hingga distribusi makanan MBG. Menurutnya, tujuan utama program MBG untuk meningkatkan gizi anak-anak tidak akan tercapai tanpa jaminan kualitas makanan. “Jika kualitas tidak menjadi prioritas, maka bantuan pemerintah bisa berubah menjadi bencana,” tambahnya.

Selain masalah keracunan, pengelolaan dana juga menjadi perhatian serius. Dugaan penggelapan dana MBG di Kalibata menunjukkan lemahnya sistem administrasi dan pengawasan. Netty menekankan bahwa keberlangsungan program ini sangat bergantung pada ketepatan pembayaran dan sistem koordinasi antar lembaga. “Keterlambatan pembayaran bisa menghentikan operasi dapur MBG dan itu membahayakan masa depan program,” jelasnya.

Menutup keterangannya, Netty mendesak BGN untuk memperkuat sistem pengawasan lapangan serta menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pencairan dana. Ia menegaskan bahwa program Makan Siang Gratis (MBG) bukan sekadar bantuan makanan, melainkan investasi masa depan bangsa. “BGN harus memastikan bahwa MBG menjadi sarana membangun generasi unggul, bukan malah menimbulkan kerugian bagi masyarakat,” tegasnya.

Kasus MBG di Kalibata yang hampir menyentuh kerugian Rp1 miliar karena dana yang belum dibayar, juga sedang dalam tahap gugatan hukum. Presiden pun dikabarkan akan turut menelusuri kasus ini guna menjamin bahwa setiap rupiah uang rakyat digunakan secara benar.

Gubsu Bobby Nasution Mengaku Dukung Kegiatan Positif Pembangunan SPPG

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *