FATAMORGANA
Kala malam yang tenang aku datang dengan hati yang resah
Mendekap kesepian dan berharap ketenangan hadir di sini
Aku menutup mataku membayangkan rasa yang pilu
Bertanya di kepalaku, apakah aku terlahir untuk terluka?
Sejenak aku terdiam,
Sembari menahan sesak yang terpendam
Berbagai masalah berlalu lalang menghampiriku
Yang perlahan menggerogoti serta membunuh diriku
Kekhawatiran dan kecemasan setiap saat menghantui pikiranku
Isi kepalaku mulai berlari tak tentu arah
Dan jiwaku ikut terbawa mati olehnya
Dunia seakan tidak berpihak pada diri kecilku
Dimanakah aku mendapat cinta yang bisa kumiliki?
Dimanakah aku mendapat tulus yang bisa kurasakan?
Rasa ragu dan takut selalu menghantui diriku
Aku terluka, aku tersiksa
Di tengah keramaian aku berusaha untuk tersenyum
Bersembunyi dibalik topeng yang kukendalikan
Tawa yang kulontarkan bukanlah tawa yang indah
Melainkan tawa yang menyembunyikan kepedihan
Berjalan di tengah gemuruh riuh hati
Terkadang hal tersebut membuatku ingin menyerah
Dan mengakhiri semua dengan isak tangis kesedihan
Namun aku takut pada sang Yang Maha Kuasa
Terdayuh dengan kehidupanku yang kelam
Meminta pertolongan kepada siapapun yang menggengam
Berteriak meminta belas kasihan
Berharap keajaiban akan datang
Waktu demi waktu aku lalui
Terbayang sesuatu yang akan menghampiri
Berharap aku mampu untuk terus bermimpi
Mencapai segalanya yang memenuhi ekspektasi
Aku berlari mengejar semua dengan arah yang tak pasti
Dapatkah aku memperbaiki luka hati?
Aku pilu,
Mengobati rasa sakit dengan menggambarnya ditubuhku
Puasku ketika melihat darah mengalir ditanganku
Melukainya dengan goresan-goresan kecil
Dengan perih yang tak dapat lagi kuutarakan
Bagai bintang yang jatuh
Aku seperti domba yang tersesat
Meminta bala bantuan yang tak kunjung ku temui
Air mataku kian mengalir derasnya
Melihat ke arah yang semakin menggelap
Aku tenggelam di dasar laut terdalam
Menelusuri arah cahaya yang membawa bahagia
Semakin hari pikirku mulai kacau
Akankah aku mengakhiri segalanya dengan mati?
Tubuhku gemetar, merasakan udara yang menyesak
Sungguh, aku tak dapat mengendalikan emosiku
Untuk menghabisi diri dengan tanganku sendiri
Dengan erat aku menggenggam tanganku
Memejamkan mata sambil menangis aku tertunduk
Meminta petunjuk kepada yang Maha Kuasa
Akankah aku menggapai asa yang ada
Perlahan menerima luka yang ada
Memperbaiki diri dengan memohon ampunan-Nya
Dengan sadar aku memulai langkah baru
Membuka lembaran baru dihidupku
Kini aku berjalan dengan langkah yang pasti
Jalan yang telah hancur pelan-pelan ku kembalikan
Perjalananku masih panjang, asa akan datang
Pulih adalah pilihan terbaik dan aku ingin sembuh
Meski tak mudah aku mencoba bangkit
Kala aku terjatuh, penuh semangat aku katakan aku kuat dan mampu
Berdiri tegak aku melawan kegelapan dan meraih bahagia yang tertunda
Memeluk erat trauma yang membawaku ke jalan yang lebih leluasa
Berlarut dalam kesepian dan kesedihanku adalah hal yang tak baik
Akan kubuang diri yang hanyut di dalam ketakutan, keraguan dan kecemasan
Nabastala yang membentang indah bunga ditaman yang merekah
Senyum hangat yang terajut diwajah aku mendayung pilau di tengah badai
Pelangi akan datang setelah hujan begitupun dengan lara
Lukaku akan berganti dengan bahagia
Peluk tubuh keciku di dunia yang luas dan fana
Peluk raga kecilku, peluk jiwa kecilku
Layaknya indurasmi aku akan bercahaya dan mendapatkan tawa
Namaku Maya, orang sering panggil aku Meyes, Mayes dan Mayones. Aku seorang mahasiswi yang berharap punya mimpi jadi penulis hihihi
Aku suka nonton dongeng, padahal usiaku hampir menginjak 21 tahun. Aku suka bakpao kalo lagi ga mood, apalagi ditemani dengan susu coklat, dijamin deh moodku langsung naik. Aku juga suka yupi, yang bentuknya love dengan warna pink dan putih. Banyak hal yang aku suka apalagi yang manis-manis kayak kamu hehehe
Makasih ya udah baca puisiku, aku harap kamu berdamai dengan dirimu. Jangan lupa tersenyum, karna senyum manismu memancarkan semangat yang luar biasa.
Komentar