Opini
Beranda » Berita » Fenomena Flexing di Media sosial

Fenomena Flexing di Media sosial

Fenomena Flexing di Media sosial
Fenomena Flexing di Media sosial

HarianBatakpos.com – Media sosial kini tak hanya berfungsi sebagai sarana berbagi momen kehidupan, tetapi juga ajang untuk menampilkan kehidupan mewah alias “flexing”. Dari mulai pamer barang-barang branded, liburan di destinasi eksotis, hingga aktivitas glamor seakan tanpa batas, semakin marak diumbar di dunia maya.

Fenomena flexing ini memang tak sepenuhnya baru. Namun, di era keterbukaan informasi seperti sekarang, gaya hidup yang sebelumnya tertutup bagi kalangan eksklusif menjadi semakin terbuka untuk dikonsumsi publik luas melalui media sosial.

Bagi sebagian orang, flexing dianggap sebagai bentuk aromaterapi “penenang” di tengah kepenatan rutinitas. Mengumbar kemewahan dirasa dapat menunjukkan status sosial serta pengakuan atas jerih payah yang telah dicapai.

Cara Menghitung Matematika dengan Baik dan Benar, 90+6= 96 Bukan 99!

“Ada kepuasan batin tersendiri ketika bisa menunjukkan hasil kerja keras selama ini. Tidak semata kepuasan materi, tapi lebih pada bukti eksistensi diri,” ungkap seorang pengusaha sukses.

Namun di sisi lain, banyak yang mengecam fenomena flexing sebagai bentuk narsis dan congkak yang memamerkan kemewahan secara berlebihan. Tak jarang pula memicu kecemburuan serta persepsi negatif di kalangan yang kurang mampu.

“Yang kaya pamer kekayaan saja kelihatan congkak, apalagi kalau yang masih berstatus mengaku. Bukankah itu berbahaya bagi perkembangan mental?” tutur seorang ibu rumah tangga.

Pakar psikologi menyoroti bahwa tren flexing berpotensi menimbulkan kegelisahan dan rasa tidak puas dalam diri. Seseorang bisa terjebak dalam lingkaran obsesi untuk selalu memamerkan kehidupan mewah agar mendapat banyak validasi dari orang lain.

Seni Flexing Kekuasaan

Apa pun motifnya, fenomena flexing sepertinya akan terus bergulir mengikuti perkembangan media sosial. Kembali lagi pada pribadi masing-masing, mengumbar kemewahan ataukah mencukupkan apa yang telah dimiliki saat ini. Semoga fenomena ini tak lagi menjadi obsesi yang membabi buta.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan