Fenomena Penurunan Angka Kelahiran: Tantangan Demografi Indonesia

Medan, HarianBatakpos.com - Indonesia tengah menghadapi fenomena demografi yang mengkhawatirkan, yakni penurunan angka kelahiran. Dari Sabang hingga Merauke, pola ini terjadi merata, tetapi terdapat daerah yang mengalami penurunan lebih drastis. Tiga provinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, mencatatkan penurunan signifikan dalam angka kelahiran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 50 tahun terakhir, angka kelahiran di ketiga provinsi tersebut telah turun lebih dari separuhnya. Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan penurunan paling tajam. Fenomena ini mencerminkan perubahan sosial dan ekonomi yang cukup besar. Meningkatnya akses pendidikan dan perubahan pola pikir terkait keluarga berencana menjadi pendorong utama tren ini, dilansir dari CNBC Indonesia.
Secara nasional, Total Fertility Rate (TFR) Indonesia juga menunjukkan penurunan signifikan. Pada tahun 1971, TFR masih berada di angka 5,61, tetapi pada 2020, angka ini turun drastis menjadi 2,18. Penurunan ini bukan sekadar angka statistik; dampaknya akan terasa dalam jangka panjang.
Jika tren ini terus berlanjut, Indonesia akan mengalami penuaan populasi lebih cepat dari yang diperkirakan. Dengan semakin sedikitnya generasi muda yang lahir, dalam 20-30 tahun mendatang, Indonesia bisa kekurangan tenaga kerja produktif. Negara-negara yang mengalami penuaan populasi, seperti Jepang dan Korea Selatan, telah mengubah kebijakan ekonomi mereka.
Indonesia perlu mengantisipasi perubahan ini dengan kebijakan adaptif. Program-program yang mendukung keseimbangan antara karier dan keluarga dapat menjadi solusi. Jika tidak ada upaya strategis yang dilakukan, bukan tidak mungkin kita akan melihat lebih banyak provinsi yang menghadapi "krisis penduduk."
Komentar