Mancanegara
Beranda » Berita » Fenomena Puasa Satu Jam di Murmansk, Kota dengan Siang dan Malam Ekstrem

Fenomena Puasa Satu Jam di Murmansk, Kota dengan Siang dan Malam Ekstrem

Fenomena Puasa Satu Jam di Murmansk, Kota dengan Siang dan Malam Ekstrem
Fenomena Puasa Satu Jam di Murmansk, Kota dengan Siang dan Malam Ekstrem

Medan, HarianBatakpos.com – Kota Murmansk di Rusia dikenal sebagai salah satu kota paling utara di dunia dengan fenomena alam ekstrem. Terletak di Lingkar Arktik, Murmansk mengalami Midnight Sun atau matahari tengah malam selama musim panas, di mana matahari hampir tidak pernah terbenam. Fenomena ini berdampak pada waktu ibadah umat Muslim yang menjalankan puasa di bulan Ramadan. Uniknya, durasi puasa di Murmansk sangat pendek, bahkan hanya sekitar satu jam.

Hal ini terjadi karena panjangnya siang hari yang ekstrem di musim panas dan malam yang berkepanjangan di musim dingin. Jika mengikuti jadwal matahari setempat, waktu berbuka dan sahur bisa sangat berdekatan. Oleh karena itu, umat Muslim di Murmansk biasanya mengikuti fatwa yang membolehkan mereka berpuasa dengan jadwal dari kota terdekat yang memiliki siang dan malam lebih seimbang, seperti Moskow. Fenomena puasa satu jam di Murmansk menjadi bukti bagaimana sains dan agama dapat beradaptasi dengan kondisi alam yang unik.

Murmansk, Kota dengan Siang dan Malam yang Ekstrem

Nama Murmansk kemungkinan berasal dari kata dalam bahasa Sami, “murman,” yang berarti ujung dunia. Kota ini merupakan pelabuhan strategis di Rusia dengan sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan militer, terutama selama Perang Dunia. Meski sempat mengalami kemunduran ekonomi setelah runtuhnya Uni Soviet, Murmansk berhasil bertahan sebagai pusat perikanan dan industri penting di Rusia.

Update Terbaru! Perang Israel-Iran yang Makin Panas

Dilansir dari Britannica, Murmansk adalah kota terbesar di dunia yang berada di utara Lingkar Arktik. Kondisi geografis ini menyebabkan perbedaan durasi siang dan malam yang ekstrem. Saat musim panas, kota ini mengalami Midnight Sun, di mana matahari tidak benar-benar terbenam selama berminggu-minggu. Sebaliknya, saat musim dingin, Murmansk mengalami Polar Night, yaitu malam kutub dengan kegelapan hampir 24 jam.

Puasa Hanya 1 Jam di Murmansk

Bulan Ramadan menjadi bulan yang dinantikan umat Muslim di seluruh dunia. Biasanya, puasa berlangsung sekitar 12 hingga 16 jam, tergantung lokasi. Namun, di Murmansk, waktu puasa bisa sangat singkat, bahkan hanya 1 jam, karena matahari hampir tidak terbenam.

Dilansir dari Halazilla The Millennial Muslim, Murmansk menjadi salah satu tempat paling unik untuk menjalani Ramadan karena fenomena alam yang mempengaruhi durasi puasa secara ekstrem. Meski secara teori puasa bisa berlangsung sangat singkat, umat Muslim di Murmansk mengikuti pedoman khusus yang telah ditetapkan ulama. Beberapa mengikuti jadwal dari kota dengan siang dan malam normal, seperti Moskow, sementara yang lain menggunakan jadwal Makkah atau Madinah sebagai acuan.

Aturan Berpuasa bagi Muslim di Murmansk

Karena fenomena alam yang terjadi di Murmansk, Ramadan bisa sangat berbeda dibandingkan dengan tempat lain di dunia. Jika Ramadan jatuh pada musim panas, waktu puasa bisa sesingkat satu jam atau bahkan tidak ada sama sekali karena matahari hampir tidak tenggelam. Sebaliknya, jika Ramadan terjadi di musim dingin, durasi puasa bisa berlangsung hingga 20 jam.

Perang Iran vs Israel Memanas, Hari Ketujuh Serangan Rudal dan Drone Meningkat

Para ulama telah memberikan pedoman bagi umat Muslim yang tinggal di daerah dengan kondisi ekstrem. Muslim di Murmansk dapat mengikuti jadwal puasa dari kota terdekat yang memiliki waktu siang dan malam lebih seimbang. Beberapa memilih menggunakan jadwal dari Moskow, sementara lainnya menggunakan waktu dari Makkah dan Madinah sebagai pedoman.

Meskipun memiliki waktu puasa yang unik, Ramadan di Murmansk tetap dijalani dengan penuh spiritualitas. Komunitas Muslim aktif berkumpul untuk salat, berbuka puasa bersama, serta mengikuti berbagai acara keagamaan lainnya. Fenomena puasa di Murmansk menjadi bukti bahwa umat Muslim dapat menyesuaikan ibadah mereka dengan kondisi geografis tanpa mengurangi esensi dan makna spiritual Ramadan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan