Film “TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA” karya Hanung Bramantyo akan segera hadir di bioskop mulai 22 Mei mendatang dengan rating 17+, setelah sebelumnya melakukan pemutaran terbatas dan penampilan di festival.
Hanung Bramantyo, sutradara film ini, telah melakukan beberapa pemotongan adegan agar memenuhi kriteria rating tersebut, seperti dilansir dari Kapanlagi.com.
Pemotongan Adegan untuk Memperkuat Pesan
Hanung Bramantyo memutuskan untuk menghilangkan beberapa adegan dalam filmnya setelah menonton ulang. Pemotongan tersebut dilakukan agar pesan yang ingin disampaikan dalam adaptasi novel kontroversial ini bisa lebih kuat tanpa mengurangi esensi cerita.
Menurut Hanung, beberapa adegan yang dihapus tersebut sebenarnya sudah terlalu jelas dalam menyampaikan pesan tertentu. Dengan membuang adegan tersebut, ia ingin mencegah pertanyaan dari penonton mengenai keberadaan adegan yang sebenarnya sudah tersampaikan dengan baik.
Klasifikasi Rating 17+ untuk Penonton yang Lebih Luas
Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa pemberian rating 17+ kepada filmnya bertujuan agar pesan yang diangkat bisa tersampaikan secara luas kepada penonton remaja berusia tujuh belas tahun ke atas.
Ia menyebut bahwa usia tersebut merupakan masa ketika seseorang sering kali bingung dalam menentukan arah hidup.
Dengan memberikan rating 17+, Hanung berharap agar filmnya dapat diterima oleh penonton dengan rentang usia yang lebih luas. Ia percaya bahwa klasifikasi usia ini akan membantu penonton untuk lebih memahami isu-isu yang diangkat dalam filmnya.
Perubahan Selera Penonton
Hanung Bramantyo yakin bahwa filmnya akan diterima dengan baik oleh penonton karena percaya bahwa selera penonton telah berubah.
Meskipun mengangkat isu yang sensitif, Hanung percaya bahwa penonton modern tidak lagi tertarik pada film yang stereotip.
Menurutnya, penonton di era saat ini telah dewasa dalam berpikir dan tidak lagi ingin diberikan hal-hal yang klise atau stereotip.
Dengan keyakinan ini, Hanung optimis bahwa filmnya akan diterima dengan baik oleh penonton, terutama dalam periode pemulihan pasca-pandemi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Hanung Bramantyo siap untuk menghadirkan pengalaman menonton yang menyentuh dan berkesan melalui film “TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA”.
Komentar