Kesehatan
Beranda » Berita » Fogging: Solusi Akhir Tekan Kasus DBD di Way Kanan

Fogging: Solusi Akhir Tekan Kasus DBD di Way Kanan

Fogging Solusi Akhir Tekan Kasus DBD di Way Kanan (KBRn)
Fogging Solusi Akhir Tekan Kasus DBD di Way Kanan (KBRn)

Medan, Harianbatakpos.com – Fogging telah menjadi salah satu metode yang digunakan untuk menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dinas Kesehatan Way Kanan menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan DBD. Penyemprotan fogging dilakukan sebagai langkah terakhir untuk membunuh nyamuk dewasa setelah ada temuan kasus DBD, disadur pafipalembang.org.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Didi, menjelaskan, “Penyemprotan fogging hanya untuk nyamuk dewasa, bukan untuk larva atau pun telur.” Hal ini berarti fogging tidak sepenuhnya mengatasi siklus hidup nyamuk pembawa virus DBD.

Resiko Influenza: John Tarkpor dan Pentingnya Kesadaran Kesehatan

Fogging sebagai Langkah Penanganan DBD

Fogging dilakukan berdasarkan rekomendasi hasil penyelidikan epidemiologi (PE) dan saat ditemukan kasus DBD di suatu wilayah.

Namun, Didi menegaskan bahwa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tetap menjadi prioritas utama dibandingkan fogging. “Mengutamakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin lebih efektif dalam pengendalian DBD,” katanya.

Pentingnya Peran Masyarakat dalam Pengendalian DBD

Selain fogging, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan pola 3M:

  1. Menguras tempat penampungan air.
  2. Menutup rapat wadah air.
  3. Mendaur ulang barang bekas.

 

Manfaat Minum Kopi di Pagi Hari untuk Kesehatan Jantung

Langkah ini bertujuan untuk memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Didi juga berharap masyarakat mendukung tim kesehatan yang melakukan fogging agar upaya pengendalian penyakit ini lebih efektif.

Fogging hanyalah salah satu metode menekan penyebaran DBD. Pencegahan yang berfokus pada pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci utama dalam pengendalian DBD. Partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan bersama.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *