Medan, HarianBatakpos.com – Amerika Serikat secara resmi meluncurkan “Perang Kanker” dengan menandatangani Undang-Undang Kanker Nasional tahun 1971. Tujuannya adalah untuk memicu penelitian dalam biologi kanker guna menemukan pengobatan yang lebih efektif dan potensial untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun, setelah lebih dari 50 tahun, kita belum lebih dekat dengan kemenangan, menurut Nafis Hasan, seorang ilmuwan kanker dan anggota fakultas di Brooklyn Institute for Social Research.
Fokus pada Perawatan Individu, Mengabaikan Pencegahan
Dalam buku barunya, “Metastasis: Munculnya kompleks kanker-industri dan cakrawala perawatan” (Common Notions, 2025), Hasan berpendapat bahwa penelitian kanker telah terlalu fokus pada menemukan perawatan untuk individu, mengabaikan upaya untuk menurunkan tingkat kanker secara keseluruhan. Ia mengkritik “teori mutasi somatik” yang menyatakan bahwa mutasi pada gen spesifik adalah penyebab utama kanker, mengabaikan bahaya karsinogen lingkungan dan manfaat dari upaya kesehatan masyarakat dalam mencegah kanker.
Teori Mutasi Somatik: Sejarah dan Kontroversi
Gagasan bahwa kanker mungkin merupakan penyakit genetik telah ada sejak awal abad ke-20. Pada tahun 1900, Theodor Boveri dan Walter Sutton menemukan kembali hukum warisan biologis Gregor Mendel dan mengajukan teori bahwa kromosom bertanggung jawab untuk mewarisi sifat biologis. Boveri kemudian berpendapat bahwa sel tumor muncul ketika pembelahan sel salah dan kromosom didistribusikan secara tidak tepat. Ini mungkin konseptualisasi pertama dari “sel kanker” sebagai penyebab penyakit.
Penelitian tentang kanker dan genetika juga dilakukan oleh gerakan eugenika pada tahun 1920-an dan 1930-an. Namun, penelitian ini sering kali diwarnai oleh pandangan rasial yang bias. Misalnya, penelitian Nazi Jerman tentang merokok dan kanker paru-paru mengklaim bahwa tingkat kanker yang berbeda antara orang Yahudi dan “Arya” disebabkan oleh darah, bukan paparan kimia di tempat kerja.
Pergeseran Fokus dari Lingkungan ke Gen
Penemuan struktur helix ganda DNA pada tahun 1950-an mendorong kemajuan dalam biologi molekuler. Namun, fokus pada kanker baru muncul pada akhir tahun 1970-an. Robert Huebner, direktur Program Kanker Virus Khusus (SVCP), mengusulkan “teori onkogen” yang menyatakan bahwa ada gen penyebab kanker yang hanya perlu diidentifikasi. Huebner mengalokasikan jutaan dolar untuk penelitian kanker molekuler, yang kemudian mengarah pada teori mutasi somatik (SMT).
SMT mendalilkan bahwa kanker disebabkan oleh mutasi yang secara permanen mengaktifkan atau menekan gen. Penemuan onkogen dan protein terkait membuka jalan baru untuk terapi kanker dan menarik minat industri farmasi.
Kritik Terhadap Fokus pada Gen
Meskipun SMT menjadi teori terkemuka dalam karsinogenesis, beberapa ilmuwan mengkritik fokus yang terlalu sempit pada gen. Bukti eksperimental menunjukkan bahwa fragmen genetik yang ditemukan dalam sel kanker juga ditemukan dalam sel normal. Namun, penjelasan untuk fakta ini dibentuk oleh kekuatan sosial dan politik.
Pada awal tahun 1975, American Business Cancer Research Foundation, yang didanai oleh industri kimia, berusaha mengalihkan fokus dari pencegahan ke identifikasi “mekanisme yang mendasarinya.” Pemerintahan Reagan mendukung upaya ini, dan ahli biologi molekuler yang sebelumnya mengkritik penggunaan kontrak SVCP, dengan senang hati berpartisipasi dalam kolaborasi publik-swasta yang mengarahkan dana ke laboratorium mereka.
Pencegahan Tetap Penting
SMT telah mendorong pengobatan penyakit, bukan pencegahan. Meskipun telah terjadi kemajuan dalam terapi kanker, penurunan terbesar dalam kematian terkait kanker berasal dari upaya pencegahan, bukan pengobatan.
Komentar