HarianBatakpos.com – FTX, sebuah perusahaan kripto yang mengalami kebangkrutan, telah mengumumkan bahwa hampir semua pelanggannya akan menerima kembali uang mereka, dua tahun setelah pertukaran mata uang kripto tersebut runtuh, dengan beberapa bahkan mendapatkan lebih dari yang mereka investasikan.
Sebuah laporan dari Liputan6.com, Jakarta, menyebutkan bahwa FTX mengungkapkan dalam pengajuan pengadilan pada Selasa (12/5/2024) bahwa mereka berutang sekitar USD 11,2 miliar atau setara Rp 180,1 triliun kepada kreditornya. Namun, perusahaan tersebut memperkirakan memiliki dana sekitar USD 14,5 miliar atau setara Rp 233,1 triliun hingga USD 16,3 miliar atau setara Rp 262,1 triliun untuk didistribusikan kepada para kreditor.
Menurut informasi yang dilansir dari Yahoo Finance, FTX berencana untuk memberikan pembayaran bunga tambahan kepada kreditornya, selama dana masih tersisa setelah pembayaran klaim secara penuh. Tingkat bunga yang akan diberikan kepada sebagian besar kreditor adalah sebesar 9%.
Kondisi ini memberikan sedikit penghiburan bagi investor yang terlibat dalam perdagangan kripto ketika bursa tersebut mengalami kebangkrutan pada November 2022. Pada saat itu, harga bitcoin mencapai USD 16.080. Namun, harga kripto telah mengalami lonjakan signifikan sejak saat itu, dengan satu bitcoin pada hari Selasa diperdagangkan hampir mencapai USD 62.675.
Meskipun demikian, kerugian yang dialami oleh para investor tetap besar, mencapai 290%, meskipun sedikit lebih kecil dibandingkan jika bunga yang masih harus dibayar dihitung, tergantung pada koin-koin yang mereka pegang.
Rencana pengembalian dana FTX menyatakan bahwa pelanggan dan kreditor yang mengklaim jumlah hingga USD 50.000 akan menerima sekitar 118% dari klaim mereka. Rencana ini telah diajukan ke Pengadilan Kebangkrutan AS untuk Distrik Delaware dan mencakup sekitar 98% dari total pelanggan FTX.
Komentar