Jakarta – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mendengarkan keluhan dari para petani tebu di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengenai kesulitan menjual gula dengan harga yang menguntungkan di pabrik gula milik Pemerintah.
Saat melakukan kampanye di Nganjuk, Ganjar memaparkan bahwa para petani merasa lebih mudah menjual dengan harga yang tinggi di pabrik gula swasta.
“Ada catatan kritis dari mereka, kalau jual ke PG atau pabrik gula swasta kok lebih bagus, ya, Pak, harganya. Kalau di PG Pemerintah kok mesti sulit,” ujar Ganjar menirukan keluhan petani saat di Lapangan Klinter, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk.
Ia juga mengungkapkan keluhan lain dari petani terkait kesan kuno yang melekat pada pabrik gula milik Pemerintah yang mempengaruhi harga jual gula petani.
Mendengar kritik tersebut, Ganjar menegaskan janji politiknya untuk meremajakan pabrik-pabrik gula tersebut yang dinilai sudah kuno.
Menurut Ganjar, sementara rencana peremajaan pabrik gula itu sudah ada, namun hingga saat ini masih belum dijalankan oleh Pemerintah. Ia juga menyoroti keluhan petani terkait pelayanan buruk yang diduga disebabkan oleh tindakan korupsi pejabat publik.
“Berikutnya, tikus ndas ireng (tikus kepala hitam atau pencuri). Ini sebenarnya kritik dari publik, lagi-lagi soal korupsi, soal tidak transparan, soal pelayan buruk, maka ini jadi perhatian kita untuk memberikan catatan-catatan yang disampaikan petani,” jelasnya.
Komentar