Medan, Harianbatakpos.com – 14 Juni 2025 — Fakultas Psikologi Universitas Medan Area (UMA) kembali memperkuat komitmennya dalam pengembangan keilmuan dan pelestarian lingkungan hidup dengan menyelenggarakan Rapat Istimewa Gemar Alam Fakultas Psikologi UMA (GASI UMA) pada Sabtu (14/6). Acara strategis ini digelar di ruang sidang terbuka Taman Hutan Raya, kawasan hijau yang terletak di Kampus UMA, dan dihadiri oleh berbagai elemen akademisi dan aktivis lingkungan kampus.
Rapat ini bukan sekadar pertemuan formal organisasi, tetapi menjadi tonggak penting dalam penyusunan arah kebijakan internal GASI UMA ke depan. Dengan mengusung pendekatan psikologis dan humanistik, forum ini menitikberatkan pada peningkatan potensi kemanusiaan anggota dan peran aktif psikologi dalam pengelolaan lingkungan, khususnya dalam konteks Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Sumatera Utara.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah redefinisi istilah “Sumber Daya Manusia” yang diganti dengan konsep “penguatan potensi anggota sebagai subjek aktif perubahan.” Pendekatan ini mengedepankan nilai-nilai kesadaran lingkungan, kepemimpinan reflektif, dan empati sosial, yang dijadikan sebagai modal utama dalam pembentukan kader GASI UMA yang tangguh dan relevan terhadap tantangan zaman.
“Alih-alih menjadikan manusia sebagai objek pembangunan, kami ingin menempatkan setiap individu sebagai subjek yang memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan. Itulah esensi dari pendekatan psikologi humanistik yang kami junjung,” ungkap salah satu pengurus GASI UMA dalam sesi diskusi terbuka.
Dalam rapat tersebut juga dibahas pentingnya pelibatan keilmuan psikologi dalam pemetaan dan pengembangan RTH, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Berdasarkan data terbaru, RTH di Provinsi Sumatera Utara hanya mencapai kurang dari 20% dari total luas wilayah perkotaan. Jumlah ini masih jauh dari target ideal minimal 30% sesuai amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan disebut sebagai daerah prioritas yang membutuhkan perhatian lebih, mengingat tekanan urbanisasi yang kian meningkat dan terus menekan eksistensi kawasan hijau alami. Dalam konteks inilah, psikologi lingkungan berperan penting untuk menjembatani hubungan antara manusia dan alam secara lebih mendalam dan berkelanjutan.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Dr. Syahfrizaldi, S.Psi., M.Psi., akademisi dan penasehat psikologi lingkungan, yang menjadi rekan kolaboratif dalam kegiatan ini. Dalam pandangannya, pelestarian lingkungan, khususnya RTH, tidak dapat hanya ditangani dari sisi fisik semata. Diperlukan pendekatan psikologi komunitas yang menyentuh sisi emosional dan sosial masyarakat.
“Pembangunan fisik saja tidak cukup. Kita butuh pendekatan psikologi agar ruang terbuka menjadi ruang emosional dan sosial yang bermakna. Ruang hijau harus mampu menyehatkan pikiran, bukan sekadar mempercantik kota,” tegasnya dalam sesi pemaparan.
Sementara itu, Ketua GASI UMA terpilih periode ini, Felix Mangitua Samosir, menyampaikan rasa terima kasih dan antusiasmenya terhadap arah baru yang sedang dibangun dalam organisasi.
“Kami mengucapkan terima kasih atas metode pendekatan psikologis yang dijabarkan dalam forum ini. Ini bukan hanya langkah organisasi, tapi inisiatif kolektif untuk membangun masa depan yang lebih seimbang antara manusia dan alam,” ujar Felix dalam pidato penutupan.
Sebagai hasil konkret dari rapat istimewa ini, seluruh peserta menyepakati untuk segera menyusun dokumen arah kebijakan internal GEMAR ALAM. Dokumen ini akan menjadi dasar penguatan gerakan GASI UMA di masa mendatang. Selain itu, forum juga menyusun agenda kerja terpadu yang melibatkan lintas fakultas dan komunitas, demi menciptakan sinergi berkelanjutan dalam memperjuangkan keberlangsungan lingkungan hidup berbasis pendekatan psikologi.
Dengan semangat kolaboratif dan komitmen terhadap perubahan, Fakultas Psikologi UMA melalui GASI UMA menunjukkan bahwa dunia akademik tidak hanya tempat berpikir, tetapi juga bertindak. Menjadikan psikologi sebagai landasan gerakan sosial dan lingkungan, UMA menapaki jalur baru dalam menciptakan harmoni antara manusia dan alam.
Komentar