Medan, HarianBatakpos.com – Perundingan gencatan senjata Gaza tahap 2 menjadi fokus utama diplomasi internasional saat ini. Hamas mendorong agar perundingan ini segera dilaksanakan, dengan harapan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan. Dalam konteks ini, Israel juga berencana mengirim perwakilan ke Doha untuk melakukan negosiasi.
Hamas menyatakan bahwa dua pertemuan langsung telah berlangsung antara mereka dan pejabat AS di Doha. Dalam perundingan gencatan senjata tahap 2, Hamas menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan yang harus kembali ke wilayah yang terkepung. Ketegangan yang berlarut-larut ini telah menciptakan kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Gaza, dilansir dari kompas.com.
Delegasi Hamas menekankan perlunya “bergerak langsung untuk memulai perundingan tahap kedua”, yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi gencatan senjata permanen. Tuntutan utama Hamas dalam tahap kedua ini mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza, diakhirinya blokade, serta dukungan finansial untuk rekonstruksi wilayah yang hancur. Menurut juru bicara Hamas, Abdel Latif Al-Qanoua, indikator sejauh ini terlihat “positif”.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengonfirmasi bahwa delegasi mereka akan hadir di Doha. Israel ingin memperpanjang fase pertama gencatan senjata hingga pertengahan April, setelah periode awal berakhir pada 1 Maret.
Sementara itu, Amerika Serikat terlibat dalam pembicaraan dengan Hamas terkait pembebasan sandera yang ditahan di Gaza. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa utusan AS berkomunikasi langsung dengan Hamas untuk mengamankan sandera Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa dialog tetap menjadi alat penting dalam menyelesaikan konflik ini.
Dengan situasi yang terus berkembang, hasil dari perundingan gencatan senjata Gaza tahap 2 sangat dinantikan, baik oleh pihak yang terlibat maupun masyarakat internasional yang berharap untuk perdamaian yang berkelanjutan.
Komentar