Medan – BP: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara melakukan langkah strategis dengan mempererat kolaborasi bersama berbagai pemangku kepentingan untuk melestarikan ekosistem mangrove di wilayahnya. Upaya ini diharapkan membawa dampak signifikan terhadap lingkungan pantai.
“Kami berkolaborasi dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM),” ungkap Kepala Dinas LHK Sumatera Utara, Yuliani Siregar, Jumat (26/7/2024).
Dilansir dari ANTARA, Yuliani menegaskan kerja sama ini bertujuan untuk merehabilitasi hutan mangrove di Sumut. Meskipun tahun ini fokus pada pendataan dan identifikasi, upaya penanaman telah dimulai sejak 2021 dengan total 7.559 hektar dan pada 2022 seluas 375 hektar.
“Diharapkan kerja sama ini dapat meningkatkan pertumbuhan mangrove di Sumut, menjaga kelestarian lingkungan di kawasan pantai,” tambah Yuliani.
Kolaborasi tak hanya dilakukan dengan BRGM, tetapi juga dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Wampu Sei Ular serta Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II Pematang Siantar. Pemerintah daerah, TNI, dan Polri juga turut berperan dalam upaya ini.
Data dari Dinas LHK Sumut menunjukkan luas mangrove di wilayah ini mencapai 57.490 hektar pada 2021. Kabupaten Langkat menjadi daerah dengan mangrove terluas yaitu 21.102,39 hektar, diikuti oleh Nias Selatan, Deli Serdang, dan Asahan.
Dengan kolaborasi yang solid, Dinas LHK Sumut optimis upaya pelestarian mangrove ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Komentar