Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 8,85° LS dan 110,17° BT, tepatnya di laut pada jarak 107 km Barat Daya Gunungkidul dengan kedalaman 42 km. Gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Dampak dari gempa bumi ini dirasakan di sejumlah daerah seperti Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI, dimana getaran terasa di dalam rumah. Sementara di Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta, dan Klaten, skala intensitas yang dirasakan adalah II-III MMI, dimana getaran terasa seperti truk berlalu.
Menurut informasi dari akun media sosial X resmi Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, hingga pukul 07.00 WIB pada Selasa (27/8/2024), tercatat 77 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,0 dan terkecil M2,3.
Penyebab dan Penjelasan Gempa
Daryono menjelaskan bahwa gempa ini terjadi di bidang kontak antar lempeng atau megathrust dengan mekanisme pergerakan naik (thrust). “Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini termasuk jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust),” jelasnya.
Deformasi, dalam istilah geologi, adalah perubahan yang terjadi pada batuan akibat tekanan. Menurut situs Opengeology, regangan yang dihasilkan bisa elastis, daktail, atau getas, dan perubahan ini dikenal sebagai deformasi.
Daryono mengonfirmasi bahwa gempa ini termasuk gempa megathrust. Lempeng-lempeng bumi di megathrust wilayah Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa bergerak dan mengakibatkan gempa. “Namun gempa ini tergolong kecil,” tambahnya, seperti dilansir Detik.
Daryono juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghindari isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa dan tidak mengalami kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke rumah,” imbaunya.
Komentar