Tapanuli Utara, HarianBatakpos.com – Gempa megathrust telah menghantui sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di wilayah yang diprediksi akan terdampak gempa megathrust, seperti Sumatera. Informasi terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Sumatera dan Jawa berada dalam zona berisiko tinggi terhadap gempa megathrust.
Daryono, Observator Geofisika dari BMKG, menjelaskan bahwa tingkat kegempaan yang tinggi di Jawa dan Sumatera disebabkan oleh pertemuan lempeng Indo-Australia dengan subduksi di bawah Lempeng Sunda. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya gempa megathrust di wilayah tersebut.
Hari ini, salah satu provinsi di Pulau Sumatera, tepatnya Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Selatan, diguncang oleh gempa dengan kekuatan magnitudo 5,7. Berdasarkan analisis pergerakan getaran, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser mendatar (strike-slip) dan tidak berpotensi menyebabkan tsunami.
Gempa tersebut terjadi pada 15 September 2024, pukul 04:37 WIB, dengan titik lokasi getaran di 1.86 derajat Lintang Utara dan 98.95 derajat Bujur Timur. Kedalaman gempa adalah 131 kilometer. Hingga satu jam setelahnya, BMKG melaporkan belum ada aktivitas gempa susulan.
Meskipun begitu, Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bijaksana dalam merespons isu-isu yang belum terbukti kebenarannya. BMKG juga mencatat bahwa getaran gempa ini dirasakan di Tapanuli Tengah dengan skala intensitas III MMI (terasa oleh banyak orang dalam rumah) dan Kota Gunung Sitoli dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Daryono mengingatkan agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau runtuh akibat guncangan gempa magnitudo 5,7. “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa serta tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke rumah,” jelasnya.
Komentar