Jakarta, harianbatakpos.com – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, resmi mencanangkan gerakan ayah mengantar anak sekolah mulai Senin, 14 Juli 2025. Imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran No. 7 Tahun 2025 yang diterbitkan Jumat (11/7/2025).
Gerakan ini dinilai penting untuk memperkuat hubungan ayah dan anak, serta mendorong keterlibatan lebih besar dari para ayah dalam mendidik dan mendampingi buah hatinya, khususnya di hari pertama sekolah.
“Melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut akan tercipta kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar,” ujar Wihaji, saat menyampaikan ajakan gerakan ayah mengantar anak sekolah secara nasional.
Manfaat Gerakan Ayah Mengantar Anak Sekolah Menurut Psikolog
Psikolog anak dari Universitas Yale, dr. Kylie Pruett, mengatakan bahwa aktivitas sederhana seperti ayah mengantar anak sekolah berdampak besar terhadap perkembangan emosi dan karakter anak. Ia menyebut, keterlibatan langsung ayah dalam rutinitas anak mampu menciptakan rasa aman dan membangun ikatan batin yang kuat.
“Dengan mengantar anak ke sekolah, ayah bisa memahami situasi yang dihadapi anak setiap hari, mengenali lingkungan sosialnya, dan menjalin komunikasi dengan guru,” kata Kylie, dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Kylie menjelaskan bahwa anak yang merasa dihargai oleh kehadiran ayahnya akan tumbuh dengan percaya diri, lebih mudah bersosialisasi, dan mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang positif.
Selain itu, ayah yang aktif dalam kegiatan anak-anak juga merasakan kepuasan emosional dan sosial yang lebih besar. Anak laki-laki cenderung meniru ayah mereka sebagai panutan utama dalam membentuk jati diri dan karakter sebagai laki-laki yang bertanggung jawab.
Peran Ayah Penting dalam Pendidikan Anak
Berdasarkan laporan dari Alodokter, perhatian dan kedekatan dari figur ayah dapat menciptakan kestabilan emosi pada anak. Anak yang dekat dengan ayahnya merasa aman, lebih berani mengeksplorasi lingkungan sekitar, serta menjauhi potensi perilaku negatif.
Sebaliknya, absennya peran ayah dalam pendidikan anak justru meningkatkan risiko kesulitan sosial dan rendahnya empati pada anak-anak usia sekolah.
Oleh karena itu, gerakan ayah mengantar anak sekolah yang digagas oleh Menteri Wihaji bukan hanya simbolik, tetapi mengandung muatan psikologis dan edukatif yang signifikan dalam pembentukan karakter anak bangsa.
Untuk berita dan informasi inspiratif lainnya, ikuti saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar