Medan, HarianBatakpos.com – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini mengunjungi beberapa gereja untuk memantau persiapan perayaan Hari Natal. Dalam kesempatan tersebut, ia ditanya oleh seorang siswa SMA tentang target pencapaian pada tahun 2025.
Pertanyaan ini mengundang tawa dari jemaat, namun Gibran merespons dengan serius dan antusias. “Saya kelas XI IPS, saya ingin bertanya kepada Pak Gibran. Apa target pencapaian Pak Gibran pada tahun 2025?” tanya siswa tersebut, dilansir dari Suara.com.
Jawaban Gibran, yang dianggap bertele-tele oleh warganet, dimulai dengan pertanyaan lain, “Kamu sudah bisa nyoblos?” Ketika siswa itu menjawab bahwa ia belum bisa memilih karena masih berusia 16 tahun, Gibran melanjutkan dengan menjelaskan fokus pemerintah terhadap anak-anak dan remaja untuk mencapai target Indonesia Emas 2045.
“Mungkin teman-teman sering lihat saya di TV, saya sering mengunjungi tempat-tempat yang mengadakan uji coba makan siang gratis,” ungkapnya. Gibran menekankan pentingnya perhatian terhadap kelompok muda Indonesia demi memanfaatkan bonus demografi.
“Jadi ini kesempatan menuju Indonesia Emas, kesempatan kita untuk menjadi negara maju,” tambahnya. Ia juga menjelaskan langkah-langkah pemerintah seperti pengadaan makan siang gratis dan penanganan stunting.
Dalam menjelaskan anggaran pendidikan yang tinggi di tahun depan, Gibran menegaskan, “Kita pengin merenovasi sekolah-sekolah yang sudah rusak.” Ia ingin memastikan bahwa fasilitas pendidikan diperbarui agar anak-anak muda dapat belajar dengan baik.
Sebagai penutup, Gibran mendorong remaja yang bertanya untuk lebih rajin belajar, karena akan tersedia banyak beasiswa di masa depan. “Sekali lagi, fokusnya ke anak-anak muda seperti kamu,” tandasnya.
Namun, jawaban Gibran tampaknya belum memuaskan banyak warganet. Beberapa komentar di media sosial menunjukkan ketidakpuasan terhadap responsnya. “Apa pun pertanyaannya jawabannya adalah MAKAN SIANG GRATIS DAN STUNTING,” tulis salah satu warganet.
Kritik lainnya juga muncul, “Waduh pertanyaannya A, dijawabnya B,” yang menunjukkan bahwa banyak yang merasa jawaban Gibran tidak relevan dengan pertanyaan yang diajukan.
Kesimpulannya, meskipun Gibran memberi penjelasan yang penuh semangat mengenai program-program pemerintah, responsnya terhadap pertanyaan konkret dari anak muda tersebut menjadi sorotan publik.
Komentar