Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus, 10 Orang Tewas dan Puluhan Terluka di Flores Timur

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi hebat
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi hebat

Flores Timur,harianbatakpos.com – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi hebat pada Senin dini hari (4/11), mengakibatkan sedikitnya 10 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Letusan ini juga menyebabkan hujan material yang melukai warga dan membakar sejumlah bangunan di sekitar area terdampak.

Agustina Oa Kwuta, warga Desa Hokeng Jaya yang terkena dampak langsung, menceritakan bagaimana cucunya terluka karena tertimpa atap seng yang jatuh akibat hujan material dari letusan gunung. "Seng jatuh, langsung tikam kepala," ujar Agustina. Ketika terjadi letusan, keluarganya mencoba berlindung dengan masuk ke dalam lemari. Namun, cucunya yang berusia lima tahun ketakutan dan tidak sempat masuk hingga akhirnya terluka di bagian kepala.

Pastor Yosef Dominikus, seorang pengajar di Seminari San Dominggo di Hokeng Jaya, menjelaskan bahwa letusan disertai gempa bumi dan hujan pasir serta batu berapi. Ia memutuskan mengevakuasi 232 siswa seminari ke kapela demi keselamatan mereka. "Pintu dan jendela yang kami kunci terbuka sendiri karena getaran begitu hebat. Kaca-kaca pecah," ujarnya. Lima siswa mengalami luka ringan akibat peristiwa tersebut, sementara bangunan di seminari mengalami kerusakan pada atap dan jendela.

Menurut data BNPB pada Senin pagi (4/11), jumlah korban jiwa telah mencapai 10 orang, terdiri dari empat pria dan enam perempuan. Seluruh korban telah teridentifikasi, dan Pemerintah Daerah NTT menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari, berlaku hingga akhir tahun.

Letusan juga berdampak pada layanan transportasi udara, dengan empat bandara di Pulau Flores sementara berhenti beroperasi. Selain itu, beberapa rumah di radius tujuh kilometer dari puncak gunung mengalami kerusakan, dan hujan abu melanda kawasan tersebut.

Maria Ana Puka, warga Desa Nawakote, mengungkapkan kepanikan yang terjadi saat letusan terjadi. "Kami lari dengan apa adanya di badan," katanya, menggambarkan ketegangan saat listrik padam dan hujan turun deras setelah letusan.

BPBD Kabupaten Flores Timur juga mewaspadai potensi banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi jika hujan deras turun. Kepala BPBD Kabupaten Flores Timur, Redynandus Misenti Moat Aeng, menyebutkan bahwa lava pijar dan lontaran batu api mencapai jarak hingga enam kilometer dari puncak gunung, menghancurkan sejumlah bangunan dan menimpa warga yang belum sempat mengungsi.

Hingga berita ini diturunkan, upaya penyelamatan dan bantuan masih terus dilakukan di lapangan.BP/CW1

Baca Juga