Lombok, harianbatakpos.com – Kasus tewasnya turis Brasil di Gunung Rinjani kembali menuai sorotan dunia. Jenazah Juliana Marins yang jatuh dari tebing Pelawangan Sembalun akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR, namun keterlambatan proses penyelamatan tersebut memicu kemarahan publik, terutama dari warga Brasil.
Turis wanita asal Brasil itu ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter dari tebing Gunung Rinjani, Lombok Timur. Juliana dilaporkan terjatuh pada Sabtu (21/6/2025), namun proses evakuasi baru berhasil dilakukan empat hari kemudian, yakni Rabu (25/6/2025). Tragedi pendaki Rinjani ini memicu gelombang kritik terhadap proses evakuasi korban di Gunung Rinjani.
Banyak netizen Brasil meluapkan kesedihan dan kekecewaan mereka melalui media sosial hingga kolom ulasan Google Maps. Mereka menilai bahwa proses penanganan lambat dan tidak profesional.
“Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kalian membiarkan seorang wanita Brasil mati perlahan tanpa makanan dan air,” tulis seorang pengguna Google Review asal Brasil, yang memberikan bintang satu pada destinasi wisata alam Gunung Rinjani.
Meski hingga saat ini Gunung Rinjani masih mempertahankan rating keseluruhan 4,6 dari 2.554 ulasan di Google Maps, gelombang review negatif terus berdatangan sejak tragedi kematian pendaki asing tersebut mencuat ke publik. Banyak dari mereka menyuarakan agar otoritas Indonesia memperbaiki sistem keselamatan dan prosedur evakuasi di jalur pendakian gunung berapi tersebut.
Pihak Basarnas menyebutkan bahwa proses evakuasi memang terkendala medan ekstrem dan cuaca buruk, termasuk kabut tebal yang menyulitkan pencarian dan penurunan tim penyelamat.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar