Nasional
Beranda » Berita » Hamas Muncul Kembali: Apa Artinya bagi Masa Depan Gaza?

Hamas Muncul Kembali: Apa Artinya bagi Masa Depan Gaza?

Para tentara Hamas muncul di jalan-jalan Gaza setelah 15 bulan perang melawan Israel
Para tentara Hamas muncul di jalan-jalan Gaza setelah 15 bulan perang melawan Israel

Medan,  HarianBatakpos.com – Para tentara Hamas muncul di jalan-jalan Gaza setelah 15 bulan perang melawan Israel. Peristiwa ini menandai babak baru dalam konflik yang telah menguras banyak sumber daya dan nyawa.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami implikasi dari kemunculan kembali Hamas di wilayah yang telah lama dilanda kekacauan.

Setelah lebih dari setahun bersembunyi di terowongan dan menghindari serangan udara, para tentara Hamas kini terlihat di alun-alun Kota Gaza.

Mentan Temukan Pupuk Palsu Rugikan Petani Rp3,2 Triliun

Hal ini terjadi setelah gencatan senjata dengan Israel mulai berlaku. Masyarakat internasional menyaksikan momen ini sebagai simbol ketahanan, terutama saat Hamas menyerahkan tiga sandera kepada Palang Merah, dilansir dari Kompas.com.

Kehadiran pasukan Hamas di tengah kehancuran yang ditinggalkan pasukan Israel menunjukkan bahwa mereka masih berfungsi meskipun mengalami banyak kerugian.

“Ketika Anda menetapkan eliminasi total sebagai tujuan, jika ada satu orang yang bertahan, itu bisa dianggap sebagai kegagalan,” kata Yossi Mekelberg, pakar Timur Tengah di Chatham House. Pernyataan ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Israel dalam upaya membasmi Hamas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berada dalam posisi sulit, mengingat janjinya untuk menghancurkan Hamas setelah serangan pada 7 Oktober 2023.

Mensesneg Klarifikasi Isu Penugasan Wapres Gibran untuk Pembangunan Papua

“Mereka berada di bawah pengeboman paling ganas yang pernah dapat dilakukan oleh organisasi semacam itu dan mereka masih ada di sana,” tambah Mekelberg. Ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi militer Israel.

Hamas kini berusaha untuk memperkuat posisinya di Jalur Gaza dengan menegaskan bahwa mereka akan membangun kembali apa yang telah dihancurkan. Namun, gencatan senjata masih dalam tahap awal dan banyak pertanyaan mengenai masa depan Jalur Gaza dan peran Hamas. Michael Horowitz, analis Timur Tengah, menekankan bahwa Israel belum berusaha menggantikan Hamas sebagai entitas pemerintahan.

Meskipun banyak warga Gaza merasakan dampak negatif dari konflik ini, mereka masih menunjukkan dukungan terhadap Hamas. “Orang-orang juga merasa bangga bahwa sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzudin al-Qassam, menentang kekuatan Israel,” kata Muhammad Shehada. Ini menciptakan dinamik kompleks dalam hubungan antara rakyat Gaza dan Hamas.

Akhirnya, meskipun biaya kemanusiaan perang sangat besar, kampanye militer Israel tidak menangani akar penyebab konflik. Antonio Guterres dari PBB menyerukan gencatan senjata sebagai langkah pertama menuju penyelesaian politik jangka panjang. Dengan demikian, masa depan Jalur Gaza dan Hamas tetap dipenuhi ketidakpastian.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *