Medan, HarianBatakpos.com – Pengunduran diri Miftah Maulana Abdurrahman atau Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, tidak sepenuhnya mendapat dukungan publik.
Justru, muncul petisi yang meminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk menolak pengunduran diri Gus Miftah.Petisi yang digagas oleh Agus Saripin di change.org ini, sejak dibuat pada 7 Desember 2024 hingga 8 Desember 2024, hanya mendapat 411 tanda tangan.
Melalui petisi ini, Agus Saripin mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk mendukung Gus Miftah tetap mengemban amanah sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto dalam Kabinet Merah Putih, dilansir dari SINDOnews.
Dalam petisi tersebut, Agus menyampaikan tiga poin permintaan. Pertama, memohon kepada Presiden Prabowo Subianto untuk tetap mempertahankan Gus Miftah sebagai sosok ksatria yang mengabdi dalam UKP (Utusan Khusus Presiden)’
Dengan memberinya kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di dalam kekuasaan, dan mengurangi karakter bawaan yang telah terbentuk selama ini dari lingkungan jalanan.
Kedua, memohon kepada Gus Miftah untuk tetap bersedia mengabdi kepada bangsa dan negara melalui UKP di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto.
Dan ketiga, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersikap arif dan bijaksana layaknya bapak Sonhaji dan keluarga yang telah memaafkan Gus Miftah; dan pemberian maaf oleh bapak Sonhaji dan keluarga kepada Gus Miftah tidak dilanjutkan dengan kontroversi publik yang kurang sehat seperti menyerang pribadi Gus Miftah.
Petisi ini menjadi kontras dengan tujuh petisi sebelumnya yang mendesak agar Gus Miftah dicopot dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.
Petisi-petisi tersebut telah menembus 222.107 tanda tangan, dengan petisi berjudul ‘Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden’ menjadi yang paling banyak ditandatangani, mencapai 209.908 tanda tangan.
Desakan pencopotan Gus Miftah muncul setelah viralnya video yang merekam momen Gus Miftah menghina pedagang es teh saat dirinya berdakwah dalam tabligh akbar di Magelang, Jawa Tengah.
Komentar