HarianBatakpos.com – Harga cabai terpantau menanjak mahal, dan kondisi ini diprediksi bisa berlanjut terus hingga akhir tahun 2024. Panel Harga Badan Pangan mencatat bahwa harga cabai rawit merah hari ini, Kamis (1/8/2024), mengalami kenaikan sebesar Rp220, menjadi Rp69.450 per kg. Harga ini merupakan rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.
Harga tertinggi hari ini mencapai Rp137.260 per kg, yang dilaporkan terjadi di Papua Tengah, sedangkan harga terendah berada di Rp49.040 per kg di Sumatra Utara. Untuk harga rata-rata bulanan, Panel Harga Badan Pangan mencatat bahwa harga cabai rawit merah terus mengalami kenaikan sejak bulan Juni 2024, setelah sebelumnya sempat anjlok pada bulan Mei 2024.
Selain cabai rawit merah, harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan. Harga rata-rata eceran harian nasional untuk cabai merah keriting naik Rp160, menjadi Rp43.490 per kg. Meskipun harga cabai merah keriting terpantau fluktuatif dalam tren bulanan, harga tersebut masih berada di atas harga tahun 2023.
Di Jakarta, harga rata-rata cabai rawit merah hari ini dilaporkan turun Rp435, menjadi Rp87.800 per kg. Sementara itu, harga rata-rata cabai merah keriting naik Rp66, menjadi Rp50.742 per kg, harga cabai rawit hijau naik Rp804, menjadi Rp62.657 per kg, dan harga cabai merah besar melonjak Rp1.242, menjadi Rp53.787 per kg.
Harga tertinggi cabai rawit merah di Jakarta hari ini mencapai Rp100.000 per kg di Pasar Pluit. Di lokasi yang sama juga dilaporkan harga tertinggi cabai merah keriting yang mencapai Rp70.000 per kg, harga tertinggi cabai rawit hijau mencapai Rp80.000 per kg di Pasar Mayestik, serta harga tertinggi cabai merah besar di Pasar Ujung Menteng.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI), Tunov Mondro Atmodjo, memprediksi bahwa lonjakan harga cabai bisa mencapai Rp100.000 per kg di tingkat konsumen hingga akhir tahun, terutama jika kondisi cuaca tidak terprediksi dengan baik dan para petani cabai tidak mendapatkan informasi mitigasi cuaca yang memadai.
Namun, jika pasokan air di sentra produksi lainnya tetap tercukupi, kenaikan harga akibat kurangnya pasokan dapat diatasi dengan substitusi dari sentra produksi daerah lainnya. “Harga bisa melambung tinggi ketika cuaca tidak terprediksi dan tidak terinformasikan mitigasi cuacanya kepada petani. Itu akan menjadi persoalan ke depannya,” ujar Tunov.
Meski demikian, lonjakan harga hingga level Rp100.000 per kg menurutnya hanya akan terjadi di tingkat konsumen. Di tingkat petani, kenaikan harga cabai hingga Rp100.000 per kg hampir mustahil terjadi. “Berapa lama ini akan terjadi? Mungkin bisa sampai akhir tahun, tapi bukan harga tinggi, melainkan harga yang masih bisa dikontrol di tingkat petani,” tukasnya.
“Jawa Tengah pun baru memulai musim tanam, dan panen besar baru akan terjadi akhir tahun. Jawa Barat juga sedang panen banyak, yang dapat men-substitusi wilayah Jawa Timur, meski tidak bisa meng-cover kerusakan yang ada di Jawa Timur,” tambahnya.
Menurut Tunov, harga bagus di tingkat petani untuk cabai rawit merah adalah sekitar Rp30.000-Rp40.000 per kg. Dengan harapan, harga maksimal cabai rawit merah di konsumen dapat berada di Rp50.000 per kg. “Harga bagus menurut kita adalah di tingkat petani sekitar Rp30.000-Rp40.000 per kg, sehingga di konsumen maksimal Rp50.000 per kg,” pungkas Tunov.
Komentar